JATIMTIMES-Cuaca buruk yang melanda Kabupaten Blitar akhir-akhir ini mulai dirasakan dampaknya oleh petani. Cuaca buruk kali ini memicu serangan hama yang membuat petani cabai di Kabupaten Blitar gagal panen. Akibatnya mereka para petani mengalami kerugian yang cukup besar.
Untuk mengatasi kerugian, para petani mencabuti tanaman cabai di kebun dan mengganti tanaman cabai dengan tanaman lain yang hasilnya lebih menjanjikan.
Baca Juga : Monev dan Sosialisasi Adminduk, PRD se-Kabupaten Blitar Juga Mendapat Sosialisasi Saber Pungli
Saiful, salah satu petani cabai rawit dari Desa Pagerwojo Kecamatan Kesamben mengatakan, tanaman cabainya dicabuti lantaran tidak panen. Dia mengatakan selain cuaca buruk serangan hama patek juga membuat tanaman cabainya rusak hingga akhirnya gagal panen.
‘’Risiko jika tetap bertahan dengan tanaman cabai, kerugianya akan besar. Karena cabai rusak dan tidak laku dijual," kata Saiful, Senin (30/5/2022).
Saiful menambahkan, dengan luas kurang lebih hampir satu hektar, dia menanam sebanyak tujuh ribu batang cabai dan biaya kurang lebih hampir dua puluh juta.
"Ini modalnya sudah tidak balik modal, karena saat harga cabai rawit mahal, tanaman saya rusak dan mengering," terangnya.
Tahun ini selama menanam cabai kurang lebih tiga bulan Saiful mengaku memanen cabai rawit sebanyak empat kali. Namun panen cabai dengan hasil bagus dan melimpah justru dilakukan saat harga cabai masih murah yaitu lima belas ribu perkilo.
"Awal panen kemarin cuma lima belas ribu perkilo. Saat ini empat puluh sampai lima puluh ribu perkilo tapi cabainya rusak dan tidak bisa dipanen. Yang jelas kami rugi," imbuhnya.
Lebih dalam Saiful menyampaikan, rusaknya tanaman cabai miliknya terjadi sejak memasuki bulan Maret. Karena cuaca yang tak menentu, mengakibatkan daun cabai rontok dan pohon cabai mengering.
"Kalau tanaman cabai kebanyakan air hujan rusak. Bahkan banyak yang mati. Jika dihitung untuk kerugian saya menanam cabai ini perkiraan sudah merugi sekitar dua puluh lima juta rupiah," pungkasnya.