JATIMTIMES - Jumlah dan persentase penduduk miskin di Jawa Timur (Jatim) pada September 2024 mengalami penurunan. Namun, kemiskinan di Jatim justru semakin dalam dan parah jika mengacu pada Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan. Bagaimana bisa begitu?
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jatim menjelaskan, persoalan kemiskinan bukan sekadar mengenai berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. "Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan," jelas BPS Jatim dalam laporan terbarunya, dikutip Sabtu (18/1/2025).
Baca Juga : CFD di Bawah Kelola DLH Kota Malang, Bagaimana Konsep ke Depan?
Jumlah penduduk miskin di Jatim per September 2024 mencapai 3,893 juta orang. BPS Jatim menyebut, dibandingkan Maret 2024, jumlah penduduk miskin pada September 2024 menurun sekitar 89 ribu orang.
Sebelumnya, pada Maret 2024 penduduk miskin di Jatim berjumlah 3,982 juta orang. Adapun persentase penduduk miskin pada September 2024 tercatat sebesar 9,56 persen, menurun 0,23 persen poin terhadap Maret 2024.
Berbanding terbalik dengan jumlah dan persentase penduduk miskin yang menurun, tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan di Jatim justru naik. Ini tercermin dari Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan yang sama-sama mengalami lonjakan.
"Indeks Kedalaman Kemiskinan pada September 2024 sebesar 1,539, naik dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 1,478. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, pada periode yang sama mengalami peningkatan dari 0,313 menjadi 0,350," papar BPS Jatim.
Indeks Kedalaman Kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Dengan kata lain, itulah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Dengan adanya kenaikan Indeks Kedalaman Kemiskinan, berarti orang miskin di Jatim kini hidup semakin jauh di bawah garis kemiskinan.
Baca Juga : Kenaikan Harga Elpiji, Pedagang: Harga Naik Nggak Masalah, asal Jangan Langka
Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Indeks ini mengukur seberapa parah kemiskinan yang terjadi dalam suatu wilayah. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
Lebih lanjut, jika ditinjau berdasarkan perbandingan keparahan dan kedalam kemiskinan antar daerah, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan perdesaan lebih tinggi daripada perkotaan.
Pada September 2024, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan untuk perkotaan sebesar 1,021, sedangkan di perdesaan jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 2,228. Hal ini mengindikasikan bahwa diperlukan sumber daya lebih besar untuk mengentaskan kemiskinan di perdesaan dibandingkan di perkotaan.
Tingkat keparahan kemiskinan di daerah perdesaan juga lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan di perkotaan adalah sebesar 0,220, sedangkan di perdesaan mencapai 0,523. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan antar rumah tangga miskin di perdesaan sangat bervariasi.