free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Internasional

Bikin Heboh, Rusia Sebut di Indonesia Ada Lab Virus Berbahaya Milik Amerika

Penulis : Desi Kris - Editor : Dede Nana

30 - May - 2022, 19:00

Placeholder
Ilustrasi (Foto: El Horizonte)

JATIMTIMES - Media pemerintah Rusia, Sputnik, turut menyoroti dugaan adanya laboratorium biologi Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di banyak negara. Salah satunya laboratorium biologi tersebut diyakini berada di Indonesia.

Lab biologis AS ini disebut berada di sebuah rumah dengan cahaya redup bertempat di Jalan Percetakan Negara 29, yang merupakan kompleks lembaga pemerintah Indonesia. Tempat tersebut diklaim menjadi rumah Unit Penelitian Medis Angkatan Laut AS (NAMRU-2).

Baca Juga : Tampil Modis dengan Tas Pinggang, Berikut Rekomendasinya

"Unit Penelitian Medis Angkatan Laut AS (NAMRU) berakar di Guam di bawah yayasan Rockefeller. Itu didirikan pada tahun 1955, sedangkan detasemen NAMRU-2 di Jakarta telah dibuka pada tahun 1970 untuk mempelajari penyakit menular yang berpotensi signifikansi militer di Asia," tulis media resmi tersebut. 

Media Rusia juga meyakini tempat itu adalah fasilitas bioresearch, saat patogen dan virus berbahaya disimpan serta digunakan. Sorotan media Rusia diawali dari keterangan Siti Fadilah Supari yang menyebut adanya perjanjian antara Indonesia dan AS terkait pendirian laboratorium dengan kinerja yang patut dipertanyakan.

"Saya hanya tahu lab mereka sangat tertutup. Dan para penelitinya adalah Marinir Amerika, yang semuanya memiliki kekebalan diplomatik," kata Siti Fadilah.

"Kami tidak pernah tahu apa yang mereka bawa dalam tas diplomatik mereka. Ada juga beberapa peneliti dari Indonesia yang membantu mereka," sambung Siti.

Mantan Kepala Kerja sama Teknik dan Perjanjian Internasional Kementerian Kesehatan Dicky Budiman lantas merespons dugaan tersebut. Menurutnya, praduga semacam itu sama sekali tidak berdasar.

Dicky yang juga berperan dalam proses kasus NAMRU 2008-2010 memastikan bentuk kerjasama AS dan Indonesia tidak terkait bahaya patogen yang sengaja menimbulkan wabah. Namun, justru ada banyak keuntungan yang didapat yakni pengalihan aset NAMRU sehingga Indonesia memiliki teknologi lebih maju.

"Bukan berkaitan bahaya lab biologis, tapi ini dalam rangka menata pengetahuan dua negara ini seimbang dan saling menguntungkan dan tentu harapannya kalau saya di saat itu adalah tentu utamanya (keuntungannya) lebih besar di kita," beber Dicky dikutip dari wawancara eksklusif detik.com.

"Oleh karena itulah yang diuntungkan adalah kita mendapat pengalihan aset NAMRU, jadi itu bukan sudah punya AS lagi sejak 2009," imbuh Dicky.

Seperti diketahui, hubungan Indonesia dengan banyak negara dalam kesehatan selalu mengupayakan aspek kesehatan nasional. Kerja sama itu juga meneliti penyakit infeksi yang ada di Indonesia seperti malaria dan bermanfaat bagi SDM di Tanah Air.

Baca Juga : 5 Negara Ini Jadikan Tempe sebagai Makanan Mewah, Ada yang Dijual hingga Rp 400 Ribu

"Ini tentu juga bermanfaat karena beberapa menghasilkan doktor-dokter di Indonesia. Artinya orang Indonesia yang bisa melakukan riset," kata Dicky.

"Ini tentu menguntungkan kita, karena kita akhirnya memiliki SDM dan sekali lagi ketika setelah penyerahan itu menjadi kewenangan Indonesia. Bahwa sekarang ada itu (lab biologis AS) ya nggak," tandas Dikcy lagi.

Lebih lanjut, Dicky sekali lagi menekankan tudingan media Rusia tersebut tidak bisa dibuktikan secara faktual. 

Menyikapi laporan ini, pemerintah AS sendiri melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta tidak berkomentar lebih jauh. Namun dalam sebuah rilis lain, Negeri Paman Sam itu terus mewanti-wanti warga dunia bahwa Rusia seringkali memanipulasi informasi bahwa AS terlibat dalam pengembangan laboratorium virus.

"Penyebaran Kremlin atas tuduhan yang tidak berdasar dan dibantah bahwa Amerika Serikat dan Ukraina melakukan kegiatan senjata kimia dan biologi di Ukraina adalah bagian dari taktik disinformasi Rusia yang mapan," ujar rilis Departemen Luar Negeri AS.

"Kremlin memiliki rekam jejak yang panjang dalam menuduh orang lain atas pelanggaran yang mereka lakukan," lanjut rilis tersebut. 


Topik

Internasional



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Dede Nana