JATIMTIMES - Kepala Desa Ringinkembar Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang, Subaidi mengaku bahwa salah seorang warganya yang bernama Nasihin (37) kini sedang resah. Hal itu lantaran putri Nasihin, yakni Nazwa Aulia (15) dilaporkan hilang.
Subaidi menjelaskan, hal tersebut bermula pada Kamis (12/5/2022) lalu, rumah Nasihin didatangi dua orang laki-laki dan perempuan yang terlihat seperti keturunan Tionghoa. Kepada Nasihin, dua orang itu menawarkan putrinya yang akrab disapa Lia untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).
Baca Juga : Perayaan Ulang Tahun Debut ke-15 Girls Generation Bakal Comeback Agustus
"Kepada Nasihin, kedua warga Keturunan Tionghoa ini meminta Lia (panggilan akrab Nazwa Aulia) untuk diperkerjakan sebagai Pembantu Rumah Tangga dengan iming-iming gaji sebesar Rp 2,5 juta/bulan," ujar Subaidi Selasa (17/5/2022).
Subaidi mengatakan bahwa Nasihin mengaku bahwa saat itu dirinya merasa seperti dihipnotis atau gendam.
Pasalnya, pada saat proses kesepakatan kerja yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, Nasihin seperti tidak terpikir untuk bertanya lebih detil soal pekerjaan yang ditawarkan kepada putri sulungnya itu. Bahkan juga terpikir untuk meminta nomor ponsel yang bersangkutan.
Nasihin dan istrinya hanya ditinggali alamat yakni di Blok F7 nomor 29 Perumahan Araya Kota Malang. Namun ternyata saat dikroscek oleh Subaidi, rumah tersebut tidak ditemukan.
"Saya juga sudah tanya ke Pak RT katanya cuma sampai Blok F4 saja," imbuh Subaidi.
Selanjutnya, Subaidi melaporkan kejadian tersebut ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang Sabtu (14/5/2022) lalu. Dirinya pun berharap agar pihak kepolisian bisa memberi perhatian pada peristiwa yang menimpa warganya tersebut.
"Kami berharap, agar laporan ini secepatnya bisa direspon oleh pihak yang terkait di Polres Malang. Kami juga tak tinggal diam, setiap ada informasi sekecil apapun, kami langsung bergerak menuju lokasi," terang Subaidi.
Baca Juga : Pamit Ambil Mainan, Balita di Tulungagung Ditemukan Tewas di Kolam Belakang Rumah
Sementara itu, Fitri Yuhana anggota Komisi 2 DPRD Kabupaten Malang mengungkapkan pihaknya sudah melaporkan peristiwa tersebut ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang.
Dalam kejadian ini, Fitri menduga telah terjadi sebuah perdagangan terhadap anak di bawah umur. Sebab menurutnya, selang sekitar dua jam setelah kepergian Lia bersama dua orang itu, Ponsel milik korban sampai hari ini tak bisa dihubungi.
"Ini ada indikasi tidak benar," imbuh politisi partai Gerindra ini.
Berkaca dari peristiwa tersebut, dirinya meminta agar seluruh orang tua, terkhusus di Desa Ringinkembar untuk mengawasi putra putrinya secara maksimal. Lebih jauh, Fitri juga menjelaskan, hasil pelacakan dari HP milik Lia beberapa waktu lalu, keberadaan korban di sekitaran Hotel Savana dan Bakso Presiden di Kota Malang.