JATIMTIMES - Untuk meramaikan ekonomi berbasis kerakyatan yang digarap oleh para pelaku UMKM, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari studi banding di dua ibu kota provinsi. Yang pertama adalah Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jatim, dan kedua Yogyakarta, ibu kota Provinsi DIY.
Di Surabaya, yang dilihat oleh Ning Ita -sapaan akrabnya- adalah ramainya pasar malam di area Jalan Tunjungan yang dikemas dalam Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan setiap malam di akhir pekan atau weekend.
Baca Juga : 15 Penumpang Meninggal, Pemkot Surabaya Kerahkan Ambulans Evakuasi Korban Laka Tol Sumo
Di sana Ning Ita tak sendirian. Dia mengajak serta suaminya, Supriyadi Karima Saiful, beserta anaknya.
Selanjutnya, Ning Ita juga berencana melihat secara langsung keramaian pasar malam di area Malioboro, Yogyakarta.
Ning Ita menjelaskan, sebelumnya dia pernah berdiskusi tentang pengelolaan sekaligus pemanfaatan potensi PAD yang ada di Sekarsari. "Dari hasil beberapa kali rapat lintas sektor, termasuk dengan Bank Jatim, informasinya di sini (Tunjungan) itu pembayarannya tak hanya menggunakan QRIS konvensional yang ada, tetapi pakai KTP NIK warga bisa digunakan, disinkronkan," ujarnya.
Karena tu, dia ingin skema serupa ada di Sekarsari. "Aplikasi itu yang bikin Bank Jatim, kerja sama dengan Bank Jatim," bebernya.
Ning Ita ingin ada cara untuk mengukur tingkat kunjungan yang ada di Sekarsari. "Jadi, tak hanya yang memanfaatkan kolam renang atau water parknya, wisata kulinernya. Kepengen tahu tingkat kunjungan, sehingga itu diperlukan aplikasi yang bisa mengukur seberapa banyak untuk mendapatkan data statistiknya," lanjut dia.
Selain di Sekarsari, Ning Ita ingin mengembangkan UMKM yang ada di wilayah lain di Kota Mojokerto. "Skema wisata ke depan tak bisa parsial. Perlu grand design, mau wisata seperti apa sih Kota Mojokerto," bebernya.
Baca Juga : Nihil Penyakit PMK, Bupati Tuban: Upaya Pencegahan sampai Semprot Disinfektan di Pasar Hewan
"Kalau ini bisa rest area dulu, tahun berikut Sekarsari, tahun berikut Soekarno Center, tahun berikut wisata Majapahitnya. Ke depan kita integrasikan," lanjut dia.
Selain pariwisata yang dibuat oleh pemerintah, Ning Ita juga ingin ada dari luar mendatangkan pihak investor. Dan nantinya bisa dikolaborasikan serta diintegrasikan dengan skema yang jelas.
"Bicara wisata, tak bisa satu atau dua destinasi. Kita harus bikin paket wisata di Mojokerto. Misal paket setengah hari mau makan di mana dan disuguhi apa? Makan malam di mana, kalau paket menginap," pungkasnya.