JATIMTIMES – Upaya pencegahan bayi stunting di Kabupaten Jember menjadi tanggung jawab semua pihak, salah satunya yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Jember.
Hal ini dengan diberikannya bantuan berupa susu, biskuit dan vitamin kepada ibu hamil dan menyusui di setiap agenda safari ramadan yang dilakukan oleh Bupati Jember H. Hendy Siswanto di beberapa kecamatan selama ini.
Menurut Kepala DP3AKB Kabupaten Jember Suprihandoko, pemberian makanan bergizi untuk bumil dan menyusui sebagai upaya pemenuhan gizi dan meminimalisir risiko stunting, atau kondisi kekurangan gizi yang mempengaruhi pertumbuhan anak.
“Dalam penanganan stunting, kami satu leading sektor dengan Dinas Kesehatan. Jika Dinas Kesehatan melakukan penanganan pemeriksaan terhadap bayi yang sudah lahir namun mengalami stunting. DP3AKB melakukan upaya dari hulu, yakni kepada bayi yang belum lahir dengan memberikan makanan bergizi,” ujar Suprihandoko.
Tidak hanya memberikan makanan bergizi bagi bumil dan menyusui untuk melakukan upaya stop stunting dari hulu, tapi DP3AKB juga memberikan edukasi dan pendampingan.
"Jadi bagaimana agar ibu hamil atau orang melahirkan keluarga baru (bayi) tidak melahirkan stunting baru, itu yang diupayakan DP3AKB. Jadi persiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja menjadi sangat penting (edukasi)," ujarnya.
Suprihandoko menyebut, mencegah stunting dari hulu perlu sinergi dari semua pihak. Di antaranya dengan Pengadilan Agama, Kementerian Agama, Dinas Sosial, PKK dan lainnya.
Baca Juga : Gratiskan Tempat Wisata Selama Lebaran, Bupati Jember Tidak Takut PAD Berkurang
"Semua harus bersinergi karena stop stunting dari hulu artinya siapa pun yang akan berkeluarga, yang akan melahirkan anak itu harus mendapatkan pembekalan ilmu dan pengetahuan. Bagaimana kehidupan berkeluarga itu, seperti usia melahirkan dan memeriksakan kesehatan idealnya berapa kali sudah tahu. Semua perlu diatur, sudah dipastikan kalau paham ilmunya maka dia tidak akan melahirkan stunting baru," jelasnya.
Lebih lanjut Suprihandoko menyatakan, khusus bagi anggota keluarga yang menderita stunting, intervensi penanganannya berada dalam kendali Dinas Kesehatan dengan pemeriksaan kesehatan dan memberikan nutrisi.
"Intervensinya oleh Dinkes dengan pemeriksaan barangkali punya penyakit, atau kurang gizi jadi ditambah nutrisinya dan sebagainya baik teknisinya dan anggarannya. Kami (DP3AKB) sebagai motivator untuk melakukan komunikasi informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait dengan persiapan kehidupan berkeluarga agar tidak melahirkan stunting baru," pungkasnya.