JATIMTIMES - Bupati Bondowoso Salwa Arifin menyebut penurunan angka stunting menjadi program prioritas pemerintah daerah. Hal itu ia ucapkan saat menggelar Rembuk Stunting di Pendapa Bupati, Senin (23/3/2022).
"Stunting menjadi tanggung jawab bersama baik aparatur pemerintah maupun masyarakat hingga ke rukun warga," ujarnya.
Baca Juga : Warung Taker Wareg, Bisnis Rumah Makan dari Bekas Tanah Terbengkalai
Berdasarkan hasil survey SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) 2021, angka stunting di Bondowoso masih berada di kisaran 37 persen. Angka menjadi atensi untuk percepatan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Bondowoso secara masif dan terintegrasi. Pasalnya, di tahun 2024, Bondowoso harus berhasil menurunkan stunting hingga 14%.
"Ini memerlukan perhatian kita bersama-sama, kita mempunyai target penurunan stunting sebesar 14 % Tahun 2024, sesuai dengan Perpres Nomor 72 Tahun 2021," ungkapnya.
Dari acara rembug stunting Bupati Salwa berharap semua pihak harus berkomitmen dalam penurunan angka stunting dengan menjadikan gerakan masif baik penyusunan program kerja, sasaran serta langkah konkrit untuk penanggulangan angka stunting di Kabupaten Bondowoso.
"Mari kita bekerja di bidang masing-masing untuk melakukan penurunan angka stunting melalui intervensi spesifik demi mewujudkan generasi yang sehat dan cerdas," ajaknya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, dr. Moh. Imron, mengatakan, dari hasil analisa situasi, kemudian evaluasi pada Tahun 2022, dengan melibatkan OPD dan pejabat terkait, berdasarkan SK Bupati juga, ada delapan kecamatan dan empat belas desa yang dijadikan lokasi fokus penurunan angka stunting.
Baca Juga : Usai Raih Predikat Pelayanan Terbaik, Kapolres Madiun Beri Penghargaan Anggotanya
Yakni, di Kecamatan Klabang Desa Blimbing, kemudian Kecamatan Grujugan di Desa Dawuhan dan Desa Pekauman, Kecamatan Binakal di Desa Bendelan, Kecamatan Kota Bondowoso di Kelurahan Dabasah, Kecamatan Wonosari di Desa Plalangan, Kecamatan Cermee di Desa Solor dan Desa Cermee, Kecamatan Tenggarang di Desa Dawuhan dan Kasemek, Kecamtan Tanaman di Desa Sumber Anom, Sumber Kemuning dan Kemirian, dan terakhir di Kecamatan Tapen, di Jurang Sapi. "Itu berdasarkan SK Bupati yang menjadi fokus pada Tahun 2023," tuturnya.
Menurut, Imron, tiap tahun lokusnya tidak sama. Indikatornya tidak hanya melihat pada gizi namun ada beberapa indikator lain. "Bagaimana pola asuhnya selama balita, rumahnya layak huni atau tidak, mempunyai jamban apa tidak, itu semua menjadi faktor," pungkasnya.