JATIMTIMES - Wakil Bupati (Wabup) Malang Didik Gatot Subroto menyarankan pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Sumberngepoh untuk melakukan penanaman pohon. Didik meminta agar pihak pemdes bisa berkoordinasi dengan warga untuk bisa melakukan hal tersebut.
Hal tersebut menyusul peristiwa bencana longsor yang terjadi di desa tersebut selama dua hari. Yakni pada Selasa (8/3/2022) dan Kamis (10/3/2022). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pun juga memantau bahwa ada kemungkinan akan terjadi longsor susulan.
Baca Juga : Diduga Teroris, dr Sunardi Tewas dalam Penyergapan Densus 88, Tagarnya Trending Topic Twitter
Didik mengatakan, lahan yang mengalami longsor tersebut merupakan lahan milik warga. Dan bukan lahan milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang ataupun Perhutani. Namun untuk pelaksanaannya tetap diperlukan sinergitas sejumlah pihak.
"Jadi ini tanahnya (di tebing) itu milik perseorangan. Jadi kami bisa menyarankan warga untuk menanam pohon lagi. Karena longsoran ini kan juga merugikan petani lahannya tertutupi material longsor," kata Didik, Jumat (11/3/2022).
Didik menambahkan, pepohonan yang ditanam nantinya ialah pohon dengan akar tunggang. Sehingga keberadaannya dapat memperkuat struktur tanah dan bisa mencegah erosi tanah.
"Sehingga akarnya kuat bisa menahan tanah longsor lagi dan erosi tanah," imbuh Didik.
Dirinya memastikan, bahwa Pemkab Malang juga akan membantu penanaman pohon tersebut. Namun saat ini Pemkab Malang masih fokus untuk menginventarisir kerugian petani yang lahannya tertutup material longsor. Selain lahan pertanian, longsor itu juga berdampak pada saluran irigasi warga.
"Nanti iya (kami bantu penanaman pohon kembali). Tapi saat ini kami perlu lakukan uji dulu. Kami perlu inventarisir kerugian warga dulu yang terjadi akibat longsor dan banjir," terang Didik.
Baca Juga : Pemprov Jatim Kirim Delegasi Promosikan Wisata Blitar Raya
Di sisi lain, Didik juga mengatakan bahwa keberadaan cerobong yang ada di tebing tersebut juga dinilai cukup berbahaya. Sebab posisinya yang berdiri di dekat titik tebing yang terjadi longsor. Untuk itu, Didik mendelegasikan Pemerintah Kecamatan Lawang untuk berkoordinasi dengan perusahaan pemilik cerobong itu.
"Nah yang paling utama itu cerobong di sana itu sangat berisiko. Ini harus jadi pertimbangan juga. Itu kan berbahaya. Bagaimana baiknya nanti kami akan komunikasi dengan PT Malindo. Nanti yang komunikasi Kecamatan Lawang. Bagaimana baiknya," terangnya.
Sementara itu, di Lawang sendiri akibat hujan deras, Selasa (8/3/2022) kemarin, terjadi longsor dan banjir di sejumlah titik. Dampaknya, ialah sejumlah rumah warga terendam air luapan sungai dan lumpur. Selain itu, juga terdapat satu korban jiwa yang hanyut akibat derasnya aliran sungai di Lawang.
Selain khawatir akan terjadinya longsor susulan, BPBD Kabupaten Malang juga meminta agar masyarakat tetap waspada. Sebab material longsor juga ada yang menutupi beberapa bagian saluran air warga. Sehingga juga dikhawatirkan bakal meluber.