JATIMTIMES - Dugaan kasus kekerasan seksual dan bullying kembali terjadi di Kota Batu. Kali ini dugaan kasus tersebut menimpa santri atau siswa SMA Al-Izzah International Islamic Boarding School. Pelaku dan korban sama-sama pria.
Kasus tersebut terkuak bermula saat pengurus SMA Al-Izzah ikut dalam koordinasi bersama Pemkot Batu serta Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) beberapa waktu lalu di Balai Kota Among Tani.
Baca Juga : Sektor Pertanian Menjadi Pilar Perekonomian dan Penguat Ekonomi Umat
SMA Al-Izzah juga sudah mengakui adanya kejadian tersebut. Hanya, kasus tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan. “Kami mengakui memang ada,” ungkap Kepala Sekolah SMA Al-Izzah International Islamic Boarding School Adnan Yacub.
Sebelumnya pihak sekolah telah memanggil korban dan pelaku setelah terkuak adanya kejadian tersebut. Kemudian dilakukan musyawarah bersama dengan orang tua masing-masing secara kekeluargaan.
Namun orang tua korban memilih untuk tidak melanjutkan bersekolah di Al-Izzah. Sementara pelaku tetap meneruskan pendidikannya di SMA Al-Izzah. “Orang tua korban menarik anaknya dari sekolah dan sudah tidak ada di sini. Sedangkan pelaku memilih bertobat,” tambah Adnan, Selasa (21/12/2021).
Namun pelaku diberi sanksi tegas oleh pihak sekolah dengan surat peringatan (SP) 2. Dengan demikian, pihak sekolah masih memberikan kesempatan pelaku untuk bertobat atas perbuatannya. “Ketika nanti ada kejadian terulang, maka yang bersangkutan akan dikeluarkan,” tandas Adnan.
Dugaan kekerasan seksual dan bullying terjadi saat keduanya kelas X. Pelaku adalah teman satu bangku korban. Keduanya laki-laki.
Diduga pelaku ada kebiasaan yang tidak seperti pria umumnya. Rupanya pelaku lebih tertarik kepada sesama jenis. Namun, kekerasan seksual itu ditengarai tidak ke tindakan persetubuhan.
Orang tua korban mengaku merasakan gelagat yang anah pada anak mereka. Karena dirasa ada sesuatu yang ditutup-tutupi, akhirnya orang tua korban menanyakan kondisi korban.
Baca Juga : Giliran Stasiun dan Mal Jadi Sasaran Sidak Forkopimda Jember Jelang Nataru
“Ada perubahan sama anak saya. Jadi, kebiasaan suka marah-marah. Membentak. Padahal sebelumnya, kalau berbicara tidak pernah kasar,” ujar orang tua korban.
Namun, korban akhirnya menceritakan apa yang terjadi kepada orang tuanya. Yakni mendapat perlakuan kekerasan fisik dan penyimpangan seksual pada Oktober 2020 silam. Selain pelecehan seksual, korban mengaku kerap mendapat perundungan secara fisik.
Meski sudah diselesaikan secara kekeluargaan, orang tua korban tidak ingin kejadian serupa tidak terulang lagi di Al-Izzah. “Cukup terjadi kepada anak saya. Jangan sampai kena orang lain,” ucap orang tua korban.
Saat ini orang tua korban sudah menyerahkan seluruhnya kepada P2TP2A Kota Batu serta Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu. agar dilakukan penelusuran.