JATIMTIMES - Wali Kota Malang Sutiaji telah melakukan peninjauan di empat titik lokasi yang terdampak banjir bandang, yakni di Jalan Muharto Gang 5, kawasan Polehan, Jalan Bougenville Kelurahan Jatimulyo dan Kampung Putih yang berada di Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Dari peninjauan dan hasil asesmen dari jajaran yang bertugas, Sutiaji menyebut terdapat kurang lebih 625 Kepala Keluarga di Kota Malang terdampak banjir bandang yang terjadi pada hari Kamis (4/11/2021) lalu.
Baca Juga : Wujudkan Pemulihan Ekonomi, Pemkot Malang Gelar Pameran UMKM Virtual 'Malang Space 2021'
"Total jumlah KK (kepala keluarga) yang terdampak kurang lebih 625-an itu dan jumlah jiwanya antara 1.100-an itu," ungkap Sutiaji kepada JatimTIMES.com, Senin (8/11/2021).
Setelah melakukan asesmen terhadap sekitar 625 KK dengan jumlah 1.100 jiwa yang terdampak banjir bandang di Kota Malang tersebut, pihaknya juga telah menyiapkan untuk langkah normalisasi rumah-rumah warga.
Namun, untuk perbaikan rumah-rumah warga yang rusak akibat banjir bandang di sepadan sungai, arah pembicaraan anggarannya tidak melalui APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Malang. Nantinya Sutiaji bersama pihak-pihak terkait akan mencarikan solusi terkait masalah tersebut.
"Apa yang dilakukan setelah itu normalisasi kita inventarisir kebutuhan, saat ini menumpuk bahan baku semua, jadi beras tadi dapat sumbangan," ujar Sutiaji.
Selain inventarisir kebutuhan sembako dari warga, pihaknya juga melakukan inventarisir terkait kebutuhan kesehatan, Alat Tulis Kantor (ATK), buku-buku pelajaran hingga seragam sekolah.
Sementara itu, terkait pemindahan warga dari rumah-rumah yang berada di sepadan sungai, Sutiaji masih akan melakukan pencarian solusi dan memberikan edukasi terkait imbauan bahaya bertempat tinggal di sepadan sungai.
Baca Juga : Pengungsi Pulang ke Rumah, Wali Kota Sutiaji: Di Penampungan Tidak Mendukung secara Psikologis
"Kita sudah punya rusun tapi sudah penuh, kita dulu punya simulasi yang berada di DAS (Daerah Aliran Sungai) Brantas itu kita akan buat rusun tapi tidak jauh dari rumah aslinya, artinya supaya dia aman," jelas Sutiaji.
Lebih lanjut, peristiwa banjir bandang yang telah terjadi dan menyebabkan ratusan rumah terdampak, semakin menyadarkan warga bahwa bertempat tinggal di DAS Brantas merupakan suatu hal yang berbahaya.
"Namanya kali besar di Brantas ini menurut teori ahli pengairan itu kisaran sekian tahun pasti ada banjir besar, salah satu di antaranya banjir bandang ini saya pikir semua itu terimbas di Kota Batu saja, ternyata sampai ke Kota Malang," pungkas Sutiaji.