JATIMTIMES - Perusahaan Otobus (PO) di Malang mulai khawatir dengan libur Natal dan tahun baru (Nataru) yang rencananya ditiadakan. Hal itu karena akan berpengaruh kepada okupansi penumpang yang biasanya cukup banyak pada akhir tahun.
Manager Operasional PO 27Trans, Jatmiko mengatakan, hingga saat ini pesanan tiket untuk akhir tahun belum ada yang masuk. Hal itu dipengaruhi dengan rencana libur Nataru yang ditiadakan untuk mengantisipasi lonjakan kasus covid-19.
Baca Juga : Tarif Cukai 2021 Besarannya Mencapai 12,5 Persen, Ini Penjelasannya
“Untuk bulan Desember ini belum ada yang pesan. Karena cuti nataru katanya ditiadakan,” ujar Jatmiko kepada JatimTIMES, Selasa (2/11/2021).
Hal itupun menambah deretan sepinya penumpang PO 27Trans selama masa pandemi. Bahkan tahun 2020 lalu atau tepatnya ketika covid-19 baru masuk Indonesia, 10 bus milik 27Trans tidak ada yang jalan sama sekali.
“Selama tahun 2020 kemarin kami off atau tidak bergerak sama sekali,” ucap Jatmiko.
Dari situ, Jatmiko harus merelakan beberapa sopirnya untuk bekerja ditempat lain. Sebab, pihaknya tidak bisa menjamin sopirnya untuk tetap bekerja.
“Dampaknya tahun 2020 kemarin istilahnya kami rumahkan (sopirnya) dan kami bebaskan mereka untuk bekerja ditempat lain, tapi untuk sementara. Saat ini mereka sudah kembali,” ungkap Jatmiko.
Akan tetapi, saat ini Jatmiko mulai lega, karena armada busnya juga sudah mulai kembali beroperasi. Sehingga para sopir bus yang sempat dirumahkan juga kembali normal bekerja.
Baca Juga : Bulan Oktober, Ada 4 Bencana dan 2 Musibah di Kota Batu
Namun Jatmiko mengakui bahwa memulai kembali menjalankan armada bus ketika PPKM dilonggarkan harus ekstra bersabar. Sebab, masyarakat juga masih harus menata perekonomian usai diterpa badai pandemi.
“Saat ini penumpang stabil, tapi setiap hari dapat separuh dari jumlah seat itu sudah bagus. Jadi misal 26 seat, terisi 10 saja sudah bagus, karena kami trayeknya Malang-Jakarta,” ungkap Jatmiko.
Untuk membangun semangat para sopirnya, setiap hari PO 27Trans memberlakukan briefing. Hal itu untuk selalu menjaga persaudaraan antar rekan, dan juga menampung keluhan yang dihadapi.
“Jadi kami setiap pukul 13.00 WIB selalu berkumpul dengan para sopir, kami lakukan briefing,” jelas Jatmiko.