JATIMTIMES - Komandan Kodim 0818 Kabupaten Malang-Kota Batu Letkol Inf Yusub Dody Sandra memerintahkan jajarannya untuk melakukan penyuntikan vaksinasi ke rumah warga atau door to door. Terutama bagi kalangan lanjut usia (lansia) yang capaiannya sempat rendah.
Menurut dandim, skema vaksinasi dari rumah ke rumah akan terus dipercepat. Tujuannya agar pada akhir tahun, target untuk dapat menyuntikkan 2 juta warga Kabupaten Malang bisa tercapai.
Baca Juga : Cegah Covid Gelombang Ketiga, Wali Kota Kediri Iringi Pemulihan Ekonomi dengan Operasi Non-Yustisi
Namun begitu, ada screening ketat sebelum pelaksanaan vaksinasi. Sehingga lansia yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta dipastikan belum bisa menerima vaksin covid-19 meskipun yang bersangkutan telah masuk ke dalam daftar target vaksinasi.
"Untuk lansia kami upayakan mobile. Ada vaksinasi door to door sehingga penyuntikan bisa dilakukan di rumah masing-masing," ujar Yusub.
Skema itu diambil juga bertujuan untuk bisa memfasilitasi masyarakat yang tidak bisa mengikuti vaksinasi di gerai-gerai vaksin yang dibuka pada pagi ataupun siang hari. Dan tentu dengan tetap melibatkan semua komponen masyarakat.
"Ini dilakukan guna mengantisipasi masyarakat yang tidak bisa ke gerai vaksin pagi dan siang hari. Kami siapkan vaksinasi pada malam hari. Upaya ini, kami tidak bisa sendiri. Tentunya melibatkan semua pihak, kerja seluruh komponen masyarakat," imbuh Yusub.
Kendala lain yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi petugas adalah sinkronisasi data. Lansia-lansia warga Kabupaten Malang ternyata saat ini tak sedikit yang berdomisili di luar kota.
Baca Juga : Capaian Vaksinasi Lansia di Kabupaten Malang Sempat Rendah, Bupati Sanusi: Cuma Terlambat Entry Data
"Terdapat lansia yang terdata berpenduduk Kabupaten Malang namun berada di luar wilayah. Dari sana kita akan singkronkan data," ungkap Yusub.
Sementara sebelumnya, Bupati Malang HM. Sanusi menjelaskan bahwa salah satu penyebab rendahnya capaian vaksinasi di kalangan lansia adalah terlambatnya entry data.
"(Vaksinasi) lansian mestinya 40 persen. Kita baru 38 saat evaluasi lalu. Kalau sekarang sudah 42 persenan. Cuma terlambat entry data," ujar Sanusi, Minggu (24/10/2021).