free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Risma Sering Marah-Marah, Anaknya Beri Kesaksian Begini

Penulis : Desi Kris - Editor : Yunan Helmy

15 - Oct - 2021, 19:06

Placeholder
Menteri Sosial Tri Rismaharini (Foto: Okezone)

JATIMTIMES - Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma kerap marah-marah di sejumlah kunjungan kerjanya. Anak sulung Risma, Fuad Benardi, pun memberikan tanggapan. 

Fuad menilai bahwa sang ibu memang tukang marah dan ia tidak kaget. Pengakuan Fuad itu diketahui melalui akun Instagram-nya @fuadbenardi. Dalam keterangan itu tampak video yang memperlihatkan Risma berdebat dengan aktivis saat mengunjungi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu (13/10/2021).

Baca Juga : Curhatan Menteri Luhut Kerap Di-bully saat Tangani Pandemi Covid-19, tapi Kini Dipuji

"Mensos marah-marah. Memang dasarnya tukang marah ya seperti itu. Di rumah juga seperti itu, ndak usah kaget," tulis Fuad. 

Sebelumnya, rekaman video yang memperlihatkan Risma marah-marah sambil menunjuk-nunjuk mahasiswa dan aktivis itu beredar di media sosial hingga viral. Kericuhan itu terjadi setelah dua  aktivis menyusup di lokasi penyambutan kedatangan Mensos Risma di Desa Tete Batu Selatan, Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Rabu (13/10/2021). 

Mereka lantas menyampaikan protes tentang penyaluran bantuan sosial (bansos). Mereka juga memprotes keterlibatan oknum kepala desa dan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) yang diduga terlibat menjadi supplier dalam penyaluran bansos. 

Aksi mahasiswa dan aktivis itu bahkan sempat memicu kericuhan.  "Sebentar kamu jangan fitnah aku ya. Dengerin, kamu berhak ngomong saya juga berhak ngomong. Sekarang mana datamu, kalau kamu mau memperjuangkan," kata Risma sambil menunjuk kedua aktivis dan mahasiswa tersebut. 

"Data apa? Kami ingin berdialog, kami mempertanyakan tempat supplier di sini. Ini yang kami pertanyakan," jawab aktivis tersebut. 

Sempat terjadi ketegangan namun suasana itu bisa diredam aparat. Setelah menemui aktivis, Risma langsung mengecek satu per satu proses penyaluran bansos dan program keluarga harapan (PKH) dari Kementerian Sosial. 

Ia kembali emosi setelah menemukan sejumlah penerima belum sepenuhnya mendapat bantuan yang disalurkan Kemensos. Bahkan Risma menemukan saldo nol di rekening sejumlah orang penerima bantuan. 

Setelah mengecek penyaluran bantuan, mensos mengumpulkan para pendamping PKH dan TKSK. Ia kemudian menyerahkan bantuan ke penyandang disabilitas, peserta PKH yang telah graduasi dan anak yatim.

Gaya Risma Marah-Marah Tuai Pro-Kontra

Diketahui, sebelum menjabat sebagai menteri sosial, Risma memang dikenal dengan gaya marah-marahnya itu. Seperti diketahui, Risma pernah menjabat sebagai wali kota Surabaya. 

Saat itu, Risma juga kerap marah-marah terhadap anak buah dan warganya sendiri. Gaya Risma dalam memimpin itu pun kerap menuai pro kontra dari berbagai pihak. 

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, gaya Risma yang kerap marah-marah itu tidak cocok dengan gaya pemerintahan Presiden Joko Widodo. 

"Sikap yang tak tepat dan jauh dari nilai-nilai kesantunan dan tak cocok dengan gaya pemerintahan Jokowi yang cenderung menjaga citranya," kata Ujang. 

Ujang menilai, marah-marah sejatinya bukan solusi menyelesaikan persoalan negara, tapi justru sikap itu akan menambah beban dan masalah baru.

Karut-marut ihwal soal bantuan sosial yang menyebabkan Risma kembali naik pitam tak mungkin bisa dibereskan dengan cara marah-marah.  "Tak ada persoalan yang bisa dibereskan hanya dengan marah-marah. Pemimpin itu bukan marah-marah, tetapi memberi keteladanan," ucap Ujang. 

"Marah-marah itu bisa saja merupakan tanda tak mampu, tanda tak mempu bekerja dengan baik," tambah Ujang.  Alih-alih menarik simpati masyarakat, sikap yang sering ditunjukkan Risma itu justru akan merugikan dirinya sendiri.

Baca Juga : Risma Ungkap Siap Mundur dari Mensos, Ini Respons DPR

Senada dengan Ujang, menurut pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritongga, kebiasaan Risma itu sangat tidak baik. 

Selain itu, sebagai menteri seharusnya Risma mampu mengendalikan emosinya terutama di depan umum. Bahkan, Jamiluddin mengusulkan Risma untuk di-reshuffle. 

"Kebiasaan marah-marah itu sudah terlihat sejak Risma menjadi wali kota Surabaya. Hanya saja kebiasaan marah-marahnya itu tidak banyak diekspos di media massa dan media sosial. Akibatnya, masyarakat menilai Risma sosok pemimpin yang baik, bijaksana dan menghargai bawahannya. Padahal kebiasaan tersebut tidak baik, apalagi dia menteri. Sebaiknya di-reshuffle saja," tandas Jamiludin 

Sejak menjadi menteri, setiap Risma melampiaskan amarahnya selalu diekspos media massa dan media sosial. Akibatnya masyarakat mengetahui watak sesungguhnya Risma. 

Selain itu, perbuatan marah-marah Risma selalu membuat gaduh. Akibatnya, masyarakat lebih tahu perilaku Risma yang marah-marah daripada kinerjanya. 

Jamiludin mengatakan, karena hal itu sudah berulang dan selalu membuat gaduh, maka Risma sesungguhnya menjadi beban bagi Presiden Joko Widodo. Dengan begitu, selayaknya Jokowi mengevaluasi Risma sebagai mensos.

Di sisi lain, ada pula pihak yang membela aksi Risma itu. Politikus PDI-Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan sikap yang ditunjukkan itu bagian dari kepemimpinan Risma yang ingin memastikan jajarannya bekerja dengan baik. "Setiap orang punya gaya, demikian pula bu Risma," kata Hendrawan. 

Melihat sikap Risma itu, Hendrawan menilai merupakan amarah yang otentik, jujur dan beralasan. Ia tidak melihat luapan amarah Risma seperti dibuat-buat apalagi sengaja diteatrikalkan dalam kepemimpinannya. 

"Kami melihat yang dilakukan konsisten sejak menjabat (sebagai wali kota) di Surabaya," ucap Hendrawan. 

Selain itu, anggota DPR RI Aria Bima menilai bahwa sikap marah-marah Risma adalah hal wajar. Menurut Aria, sikap yang ditunjukkan Risma adalah watak yang tak bisa diubah dan ia menilai hal itu efektif dijalankan dalam pemerintahan. "Iya efektif, jadi Bu Risma ini ada karakter, watak," tutur Aria. 

Aria juga mengatakan jika watak akan sulit diubah dan hal itu harus diterima. Di mata Aria, Risma adalah sosok wanita yang mampu menyelesaikan berbagai krisis persoalan dengan solusi yang bagus.

Meski sering kedapatan marah-marah kepada bawahan, Aria menilai ada alasan di balik sikap sang mensos. Bahkan menurut dia, yang aneh jika Risma hanya senyum atau ketawa-ketawa melihat ada masalah di depan mata.

"Jangan membiaskan masalah. Kalau bu Risma kemudian cuma senyum-senyum, ada masalah dia ketawa-ketawa, itu bukan Bu Risma. Itu pencitraan," ucap Aria. 

 


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Yunan Helmy