JATIMTIMES - Pemberian punishment berupa bendera hitam bagi wilayah dengan capaian vaksinasi rendah ternyata dinilai cukup berdampak pada percepatan vaksinasi. Meskipun, sejumlah desa di kecamatan yang mendapat bendera hitam merasa sudah cukup optimal dalam melakukan vaksinasi.
Seperti yang terjadi di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Kepala Desa Jatikerto H Muhammad Satu menegaskan, capaian vaksinasi di wilayahnya saat ini sudah hampir mencapai 80 persen.
Baca Juga : Gencarkan Vaksinasi, Polresta Malang Kota Bakal Datangi Rumah 13.112 Lansia
Ia sendiri mengaku kurang jelas, terkait apa yang menjadi indikator diberikannya bendera hitam. Namun begitu, dirinya mengaku bahwa selama ini, pihaknya selalu berupaya maksimal agar warganya yang menjadi sasaran vaksinasi, bisa tervaksin semua.
"Kalau bendera hitam tidak masalah, kami upaya vaksinasi optimal. Dan capaian di Jatikerto juga tinggi, hampir 80 persen hingga hari ini. Asal jangan bendera putih, karena artinya kan menyerah berarti," ujar Muhammad Satu, Selasa (12/10/2021).
Muhammad Satu beranggapan, bendera hitam yang diberikan sebagai bentuk punishment karena capaian vaksinasinya rendah dikarenakan ada beberapa data warga yang belum tercatat dan terhimpun dengan benar. Terlebih untuk warga Jatikerto yang bekerja dan bermukim di luar Jatikerto bahkan di luar Malang.
"Lha yang (kerja) di luar Malang kan juga harus dihitung. Katanya online, seharusnya datanya kan harus terintegrasi. Belum lagi ada warga yang meninggal, kan harus diperbarui datanya. Kemungkinan hal itu juga terjadi di beberapa desa lain di Kromengan," terang Muhammad Satu.
Berdasarkan pantauannya, dari 7 desa yang ada di Kecamatan Kromengan, memang sempat ada beberapa desa yang capaian vaksinasinya rendah. Namun begitu, ia menegaskan bahwa capaian vaksinasi di desa yang ia pimpin menunjukan trend yang positif.
Baca Juga : Sumbang Pendapatan Desa Rp 3,4 Miliar, Sekapuk Luncurkan Wisata Baru Monumen Ratu Agro Kebun Pak Inggih
"Kami sekarang berusaha jemput bola. Kami akan gelar vaksinasi di tiap RW. Karena dengan capaian vaksinasi yang sudah banyak, maka saya menganggap sasaran vaksinasi semakin mengerucut. Makanya akan saya gelar di tiap RW dan akan melibatkan kader-kader kesehatan," jelas Muhammad Satu.
Selain itu, untuk lebih menjangkau masyarakat yang belum tervaksin, dirinya juga menyiagakan petugas vaksinator dan perangkat di kantor desa. Tujuannya, masyarakat yang ingin vaksin sewaktu-waktu dapat terlayani.
"Kalau warga yang kerjanya di proyek bangunan gitu kan kasihan. Misalnya, bisa vaksin jam 12 atau jam 1 siang. Makanya ada yang saya standby kan. Jika sewaktu-waktu ada yang datang dan minta vaksin, biar bisa dilayani," pungkas Muhammad Satu.