Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Pabrik Gula Pesantren Pastikan Melubernya Air Berkabut Bukan Limbah B3

Penulis : Eko Arif Setiono - Editor : Dede Nana

13 - Sep - 2021, 19:39

Placeholder
Air kolam injeksi milik Pabrik Gula Pesantren Baru Kota Kediri. (eko arif s/Jatimtimes)

JATIMTIMES - Meluapnya air kolam injeksi milik Pabrik Gula Pesantren Baru hingga meluber ke jalan, menimbulkan praduga di masyarakat. Di mana, mencuat kabar luapan air tersebut mengandung amoniak atau limbah beracun.

Pihak Pabrik Gula Pesantren Baru Kota Kediri pun angkat suara dengan adanya kabar tersebut. Hasan Mursid Asman selaku Asisten Manajer lingkungan Pabrik Gula Pesantren mengatakan, pasca terjadinya luapan kemarin, saat turun air hujan, pihaknya mulai memonitoring level air jatuhan. Di samping itu pabrik juga telah  menyiapkan pengurasan air hujan serta pembuatan tanggul ketika terjadi emergency (darurat). Penjelasan yang ia sampaikan ini sekaligus juga menampik adanya kabar yang beredar menyebutkan  jika  air tersebut mengandung amoniak. 

Baca Juga : Pemkab Pamekasan Salurkan Bantuan Air Bersih ke Sejumlah Desa Terdampak Kekeringan

"Dipastikan berita itu tidak benar, karena Pabrik Gula Pesantren Baru tidak menggunakan bahan pembantu proses amoniak atau pun memproduksi amoniak,"  terangnya, Senin (13/9/2021).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, kronologis kenapa air pendingin condesor tersebut masuk ke saluran air selokan depan pabrik hingga meluber ke jalan. 

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan pada Minggu, 12 September 2021, turun hujan lebat sehingga mengakibatkan saluran air hujan milik Pabrik Gula Pesantren Baru tidak mampu menampung debit  air hujan. Kelebihan air itu langsung meluber menuju saluran air jatuhan (pendingin condensor).

Ditambahkan Mursid Asman, jika  air tersebut termasuk air non polutan, tetapi memiliki temperature sekitar 40 sampai 42 derajat C atau sekitar 38 derajat C setelah tercampur air hujan. Hingga kemudian  nampak  terlihat seperti asap atau kabut. Hal ini disebabkan adanya perbedaan suhu air tersebut dengan suhu lingkungan sekitar 29 derajat C sehingga terjadi proses evaporasi. 

Baca Juga : Beri Keringanan Para Wajib Pajak, Bapenda Kota Malang Bebaskan Sanksi Administrasi

"Air tersebut air pendingin yang bukan limbah B3 ataupun non B3 dan juga tidak mengandung bahan kimia. Melubernya air pendingin ini kemudian ditindak lanjuti oleh petugas kepolisian untuk melakukan pengecekan di lokasi," tandasnya.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Eko Arif Setiono

Editor

Dede Nana