JATIMTIMES - Pelepasan tukik (anak penyu) melambangkan kebebasan yang artinya semua berharap segera terbebas dari pandemi covid 19 ini. Namun untuk bertahan, tumbuh, dan berkembang pasca-pandemi bukan hal yang mudah.
Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat melakukan pembukaan destinasi wisata di Banyuwangi secara serentak di Pantai Cemara, Jumat 10 September 2021.
Baca Juga : Ketua Dewan Sebut Masyarakat Mulai Tagih Janji Politik Bupati Sanusi dan Wabup Didik
“Berbulan-bulan tidak berwisata dan hanya di rumah saja, tanpa hiburan, tidak bisa pergi ke tempat wisata. Maka dibukanya destinasi wisata ini akan menimbulkan euforia dari masyarakat untuk bersemangat berwisata,” kata Bunda Ipuk.
Ipuk mengakui tidak mudah memobilisasi masyarakat untuk di rumah saja dan disiplin mematuhi protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Karena itu, capaian Banyuwangi mampu berada dalam PPKM level 2 ini harus disyukuri dengan cara harus tetap waspada, jangan terlalu euforia, dan ikuti aturan yang ada di inmendagri dan surat edaran Satgas Penanganan Covid Kabupaten Banyuwangi.
“Semua elemen harus bekerja bersama dan bergotong-royong dan berdoa mudah-mudahan dengan Banyuwangi masuk level 2, semuanya menaati prokes, mendukung percepatan vaksinasi, serta meningkatkan testing dan traching sehingga mampu turun lebel lagi,” imbuh Ipuk yang mendapat kejutan kue ulang tahun dari pokdarwis.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi M. Y. Brammuda mengatakan secara resmi ada 15 destinasi utama yang dibuka serentak. Pihaknya mendaftarkan destinasi untuk mendapatkan QR kode dari Kemenkes RI.
Adapun destinasi wisata unggulan Banyuwangi antara lain Pulau Merah, kawah Ijen, Alas Purwo, Pantai Mustika, Pantai Cacalan, Grand Watudodol (GWD), Bangsring Under Water (Bunder), Pantai Cemara, Sendang Seruni, Jagir, Japuro, Teluk Banyu Biru, hutan pinus, Gadrung Terakota dan Pantai Marina BOOM Banyuwangi.
Baca Juga : Pemkot Batu Gelontorkan Beasiswa Rp 500 Juta untuk Anak Yatim Terdampak Covid-19
Selebihnya akan dilakukan pembukaan secara bertahap. “Dalam minggu ini tim dari Disbudpar akan memantau dari 15 titik yang sudah dibuka dan beberapa destinasi yang diujicobakan. Karena scan barcode belum datang dari Kemenkes, maka solusinya memakai aplikasi Peduli Lindungi," jelas Bram.
Namun apabila wisatawan/pengunjung belum mempunya aplikasi, maka petugas akan membantu dengan mengetik nomor induk kependudukan (NIK) dari KTP milik wisatawan. Dengan langkah tersebut, petugas akan mengetahui pengujung tersebut sudah mendapatkan vaksin dosis pertama atau sudah kedua.
“Untuk target jumlah pengunjung, kami tidak perlu muluk-muluk karena sekarang bukan lagi mass tourism (jumlah pengunjung), melainkan quality tourism atau kontinuitas dan paket-paket wisata yang ditawarkan kepada wisatawan,” pungkasnya.