free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Kabupaten Tuban Kembali Alami Inflasi, TPID Dituntut Serius Tanggani Dampak Ekonomi

Penulis : Ahmad Istihar - Editor : Pipit Anggraeni

02 - Sep - 2021, 18:32

Placeholder
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tuban, Eko Mardiana saat di ruang kerjanya (02/09/2021) (Foto Ahmad Istihar / Jatim TIMES)

JATIMTIMES - Pandemi Covid-19 yang berlangsung satu tahun sembilan bulan di Indonesia termasuk Kabupaten Tuban, membawa dampak bagi sosial, ekonomi, budaya di masyarakat. Bahkan umumnya, sektor ekonomi makro mengalami penurunan pendapatan cukup signifikan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tuban, Eko Mardiana, mengatakan, pertumbuhan ekonomi tahun 2020 sampai kuartal 2021 mengalami penurunan sebesar minus 5,85 persen.

Baca Juga : PPKM Turun Level, Sektor Wisata Kota Malang Masih Anjlok

"Berbanding terbalik bila dibandingkan tahun 2019-2020 yang mengalami kenaikan sebesar 5,14 persen," jelasnya.

Eko sapaan pendek kepala BPS menambahkan, kondisi minus disebabkan sektor industri dan pengolahan menjadi penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Tuban mengalami penurunan cukup dalam.

“Apabila mengabaikan sektor industri dan pengolahan pertumbuhan ekonomi hanya turun kurang lebih 2 persen,” imbuhnya.

Lebih jauh Eko menjelaskan jika pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan tidak hanya dialami Kabupaten Tuban, tapi juga daerah lain secara nasional. Meski demikian, sektor informasi dan telekomunikasi mengalami kenaikan sebesar 8,88 persen dan sektor jasa kesehatan naik sebesar 8,70 persen.

Ia juga menyebutkan dampak pandemi Covid-19 juga menghantam sisi rumah tangga, yakni persentase penduduk miskin bertambah, dari tahun 2019 sebesar 14,58 persen menjadi 15,91 persen tahun 2020.

"terjadinya PHK dan pembatasan operasional beberapa aspek penggerak ekonomi dan adanya bentuk kompensasi pemerintah mengeluarkan sejumlah bantuan bansos, bantuan tunai, subsidi listrik, bantuan untuk UMKM, maupun relaksasi perbankan," jelas dia.

Akibatnya, dari Pertumbuhan ekonomi minus dikhawatirkan menyebabkan terjadinya inflasi.

"Tercatat bulan Juli 2021 terjadi inflasi di Kabupaten Tuban sebesar 1,49 persen year on year," terangnya.

Eko Mardiana menerangkan, tinggi rendahnya inflasi disebabkan dua faktor utama yaitu keberhasilan Pemkab Tuban dalam mengendalikan inflasi dan kemampuan atau daya beli masyarakat dalam pemulihan ekonomi dampak covid-19. 

Baca Juga : Menko Airlangga Klaim Inflasi Agustus 2021 Tetap Terkendali di Tengah Meningkatnya Demand Sektor Manufaktur

Terpisah, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky berjanji akan menginstruksikan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Tuban segera menyusun langkah dan menetapkan kebijakan jangka pendek, menengah dan panjang. Tujuannya, menekan dan mengendalikan inflasi.

Selain itu, TPID Tuban ditugaskan menekan lndeks Harga Konsumen (IHG) dan level harga di masyarakat masih tergolong lebih tinggi dibandingkan daerah sekitar.

Indeks per kapita mencapai 371 ribu per kapita per orang per bulan. Salah satu dampaknya adalah garis kemiskinan lebih tinggi dibanding wilayah Lamongan dan Bojonegoro.

“Sebagai contoh untuk membeli satu porsi menu makanan yang sama, di wilayah kabupaten Tuban akan lebih mahal dibandingkan wilayah sekitar,” jelasnya.

Hal tersebut disebabkan karena arus permintaan dan penawaran yang tergolong tinggi. Sebab itu, TPID harus melakukan operasi pasar untuk memastikan kondisi harga pada rentang waktu normal.


Topik

Ekonomi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ahmad Istihar

Editor

Pipit Anggraeni