MALANGTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang nampaknya tetap bakal menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM) yang rencanya dimulai Juli 2021 mendatang. Meski, sejatinya kasus Covid-19 mengalami kenaikan.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, hal tersebut tetap dilakukan karena proses PTM di SD dan SMP di Kota Malang sudah dimulai sejak bulan April 2021 lalu. Hingga sekarang, belum diketahui adanya siswa yang terpapar dari klaster sekolah.
Baca Juga : Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 24 Juni 2021, Al Berhasil Dapatkan Majalah Riky & Elsa, Bagaimana Nasib Mereka?
"Pertanyaan tatap muka gimana, masih tetap jalan. Dan sampai saat ini sepemahaman saya tidak ada klaster sekolah. Saya punya keyakinan, pendidikan disiplin dari anak akan muncul juga ke orang tuanya," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, selama masa pandemi Covid-19 dari Maret 2020 hingga Juni 2021 ini telah tercatat sebanyak 253 anak di Kota Malang terkonfirmasi positif Covid-19.
Adanya hal itu, menurut Sutiaji masih belum bisa dipastikan bagaimana anak-anak tersebut terpapar Covid-19. Bahkan, sejak pelaksanaan PTM di Kota Malang hingga saat ini juga belum ada keluhan baik dari pihak sekolah ataupun pihak orang tua murid.
"Ini kan nggak tahu dari sekolah atau tidak (anak-anak yang terpapar Covid-19). Sekolah kan baru mulai April, bisa jadi kenanya di rumahnya dengan keluarganya. Semisal orang tuanya kena Covid-19 akhirnya anaknya kena juga bisa," jelasnya.
Ketika disinggung terkait risiko jika PTM tetap dijalankan, Sutiaji menyebut, bahwa hal itu akan dilakukan peninjauan mendalam. Seperti penguatan protokol kesehatan (Prokes) pencegahan Covid-19 di setiap sekolah.
Artinya, dimungkinkan untuk dilakukan pengetatan lebih saat proses PTM dilangsungkan di masing-masing sekolah di Kota Malang.
"Saya punya keyakinan itu tidak (berisiko), dan akan kami tinjau. Karena selama rentan waktu ini (April hingga Juni 2021 proses PTM dijalankan) tidak ada keluhan dari guru dan wali murid terkait itu," imbuhnya.
Baca Juga : Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 Terus Melonjak, Pemkab Jember Larang Warganya Gelar Hajatan!
Lebih jauh, Sutiaji mengungkapkan, proses jalannya PTM dengan pembatasan yang lebih ketat itu seperti, jumlah masuk siswa yang dibatasi setiap kelas. Kemudian, siswa hanya akan masuk sekolah antara 1 minggu sekali hingga 2 kali saja.
Hingga, dengan membuat sistem PTM tidak hanya di area kelas saja. Melainkan akan dikonsep dengan memanfaatkan ruang terbuka yang lebih luas.
"Kita sudah mulai tatap muka SD SMP, tapi memang hanya diambil kelas berapa. Nanti, walaupun tatap muka nggak harus dikelas, kami masih cari pola itu. Apakah di taman dan yang lainnya. Dengan kondisi tertentu bisa anak-anak masuk satu minggu itu 1 atau 2 kali, ada batasan," tandasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Kota Malang per tanggal 23 Juni 2021, total warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 6.933 atau ada penambahan 15 orang. Sebanyak 654 meninggal dunia, dinyatakan sembuh 6.172, dan 107 sedang dalam pemantauan.