NGAWITIMES - Kepala Desa Jatirejo Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi, Agus Suwoko, S. Sos. Kembangkan budidaya bertanam padi organik di desanya. Budidaya bertanam padi organik ini bermula dari banyaknya keluhan yang dihadapi masyarakat terhadap pengelolaan lahan menggunakan pupuk kimia.
“Bila pemakaian pupuk obat-obatan kimia secara berlebihan akan merusak unsur hara dalam tanah, dan tentunya keseimbangan alam pun akan terganggu,” kata Agus kepada wartawan NgawiTIMES, Senin (21/06/2021).
Baca Juga : Masa Tanam, Petani Tembakau Dapat Bantuan Jutaan Bibit Dari Pemkab Sumenep
Agus yang ditemui di lahan garapannya itu menunjukkan padi organik yang terlihat sangat sehat. “Pengelolaannya lebih murah karena pupuknya disediakan dari hasil panen itu sendiri. Jerami dan arang sekam padi bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dasar untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada tanaman padi, Selain itu kotoran sapi dan kambing yang sudah difermentasi terlebih dahulu untuk dijadikan pupuk dasar,” beberya.
Sekam padi memiliki kadar kalsium tinggi dan sangat dibutuhkan tanaman padi. "Jadi, kita cukup mengolah sekam menjadi arang," imbuhnya.
Untuk varietas yang ditanam secara organik yaitu jenis mentik wangi, mentik susu, beras merah dan beras hitam. Mentik susu lebih dominan karena lebih diminati orang, selain itu proses pengeringannya juga mudah.
Baca Juga : Jadi Pilot Project Dispertapa, Desa Kebonsari Bertekad Wujudkan Sentra Pertanian Tembakau di Blitar Selatan
Dalam upaya mengembalikan kultur keseimbangan alam, Agus akan meningkatkan lahan garapannya untuk produksi padi organik hingga mencapai 4,30 hektar. “Kita akan terus tingkatkan luas garapan. Sementara kita upayakan sampai 4.30 hektar. Pengunaan pupuk organik ini akan memperbaiki kualitas tanah sebagai media tanam dengan hasil yang lebih tinggi. Disamping itu, dengan penggunaan pupuk organik yang bisa dibuat sendiri oleh petani Desa Jatirejo, juga akan mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia" pungkasnya.