Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Jadi Pilot Project Dispertapa, Desa Kebonsari Bertekad Wujudkan Sentra Pertanian Tembakau di Blitar Selatan

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Pipit Anggraeni

21 - Jun - 2021, 14:48

Placeholder
Petani Desa Kebonsari mendapat paparan materi dari Balittas Malang.(Foto : Aunur Rofiq/BlitarTIMES)

BLITARTIMES- Desa Kebonsari, Kecamatan Kademangan memiliki tekad untuk menjadi sentra pertanian tembakau di wilayah Blitar selatan. Impian tersebut mulai dirintis. Pemerintah desa setempat saat ini mendorong para petani untuk mulai menanam tembakau.

Tekad dari Desa Kebonsari ini selaras dengan program dan visi-misi dari Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Blitar. Ya, setelah pertanian tembakau menuai sukses di wilayah Blitar utara, tengah dan timur, kini pertanian tembakau dikembangkan secara serius di wilayah Blitar selatan.

Baca Juga : Petani Tembakau Pamekasan Dimanja, Pemkab Siapkan Sejumlah Bantuan Gunakan Dana Bagi Cukai

 

Desa Kebonsari sendiri dipilih oleh Dispertapa sebagai pilot project lokasi pengembangan tanaman tembakau. Para petani di desa setempat mendapatkan pendampingan dan pelatihan. Diantaranya Pendampingan Budidaya Tembakau dengan Penerapan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (PHT) yang dilaksanakan pada Senin (21/6/2021).

“Pendampingan ini sifatnya sama dengan sekolah lapang. Melalui pendampingan ini, petani yang belum pernah menanam tembakau kami berikan sejumlah materi. Diantaranya pembibitan, penerapan PHT hingga pemasaran,” kata Kepala Seksi (Kasi) Penyuluhan Dispertapa Kabupaten Blitar, Anita Arif Rahayu.

Sementara itu, Kepala Desa Kebonsari, Subakri, di kesempatan ini menyampaikan, pihaknya berkeinginan menjadi tembakau sebagai sentra budidaya produksi pertanian di daerahnya. Dirinya optimis, tanaman tembakau akan dapat mengangkat perekonomian masyarakat Desa Kebonsari yang mayoritas bekerja sebagai petani.

“Saya harapkan pendampingan dan pelatihan dari Dinas Pertanian ini ke depan bisa berlanjut. Karena dulu di desa kami ini juga pernah ditanami tembakau dan pernah jaya di masanya,” ungkap Subakri.

Subakri berpesan kepada para petani dari Kelompok Tani Aji yang mengikuti pendampingan agar mengikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya. Menurutnya, ilmu yang disampaikan Dispertapa bersama dengan Balittas Malang adalah pengetahuan yang nantinya akan sangat memberikan manfaat bagi petani untuk bercocok tanam tembakau.

“Pertemuannya nanti berkala, ada 8 kali pertemuan. Harapan saya para petani memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga nanti pertanian tembakau di desa kami bisa kembali jaya seperti dulu di jaman bapak saya,” imbuhnya.

Dia menambahkan, Pemerintah Desa Kebonsari benar-benar serius menggerakkan ekonomi desa melalui sektor pertanian. Upaya yang sudah dilakukan diantaranya dengan membangun akses jalan rabat di seluruh sudut desa. Dengan infrastruktur yang baik, diharapkan petani akan dapat dengan mudah mengangkut hasil panennya dari ladang.

“Jalan menuju ladang ini kita bangun melalui Alokasi Dana Desa (ADD). Harapan kami, ekonomi warga yang mayoritas petani ini bisa terangkat. Dulu, sebelum ada pembangunan, petani kesulitan mengangkut hasil panen, karena jalanya kurang bagus. Sekarang jalanya sudah baik, meskipun belum 100 persen karena desa kami wilayahnya cukup luas,” tukasnya.

Baca Juga : Pertama di Jatim, Kota Malang Miliki Aplikasi Pendeteksi Penyakit Hewan

 

Melalui pilot project ini, Dispertapa Kabupaten Blitar mendorong petani di Desa Kebonsari untuk menanam varietas tembakau Bojonegoro 1. Menurut Anita, varietas ini ditanam atas permintaan dari PT Djarum selaku mitra dari Dispertapa.

“Tembakau yang diinginkan oleh pihak gudang adalah varietas Bojonegoro 1,” paparnya.

Dalam pertemuan ini banyak materi yang disampaikan kepada petani di Desa Kebonsari. Salah satu yang menarik adalah pencegahan dan pemberantasan penyakit tanaman tembakau dengan metode pestisida organik yang ramah lingkungan.

“Kami ajak petani untuk bertani ramah lingkungan. Kami dorong petani agar tidak menggunakan pestisida kimia,” jlentrehnya.

Disinggung terkait dipilihnya Desa Kebonsari sebagai pilot project pertanian tembakau, Anita menyampaikan daerah ini dipilih karena persaingan komoditas di Blitar selatan, khususnya Desa Kebonsari Kecamatan Kademangan tidak terlalu ketat seperti di wilayah pedesaan Blitar utara. Selain di Desa Kebonsari Kecamatan Kademangan, pilot project penanaman tembakau juga dilakukan di Desa Tulungrejo Kecamatan Wates dan Desa Ngrejo Kecamatan Bakung.

“Wilayah di Blitar selatan tidak terlalu ada persaingan dengan komoditas lain. Jadi nanti dari dinas mendorong pengembangan pertanian tembakau di wilayah Blitar selatan,” pungkasnya. (Adv/Kmf)


Topik

Pemerintahan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Pipit Anggraeni