INDONESIATIMES - Perjuangan para nabi untuk menyebarkan agama Islam, tidaklah mudah. Mereka harus harus menghadapi berbagai cobaan salah satunya yakni menghadapi para pengkhianat.
Pengkhianat nabi kali ini, bukanlah satu orang. Melainkan sekelompok kaum yang bernama Tsamud. Kaum Tsamud merupakan masyarakat yang tinggal di jalur perdagangan Suriah dan Yaman. Mereka bekerja sebagai pemahat gunung.
Baca Juga : Dapin Narendra, Pengusaha Keju Mozarella Khas Malang dengan Omzet Ratusan Juta
Mereka juga suatu kaum yang mayoritas warganya memiliki banyak keahlian seperti bercocok tanam, beternak dan arsiktektur. Kaum Tsamud ini juga berada di area yang subur sehingga tak perlu khawatir akan kelaparan.
Namun sayang, kaum Tsamud ini justru dipenuhi dengan orang-orang sombong yang ingkar terhadap Allah SWT. Gaya hidup kaum Tsamud selalu dihiasi dengan kemaksiatan, yaitu berfoya-foya, mabuk-mabukan, berzina dan melakukan tindak kejahatan.
Maka, Allah SWT mengutus Nabi Saleh AS untuk mengajak kembali kaum Tsamud kembali ke jalan yang benar. Nabi Saleh mengajak agar mereka bertakwa, Nabi Saleh berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya. Karena itu, mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya, Tuhanku amat dekat rahmat-Nya lagi memperkenankan doa hamba-Nya, (QS Hud ayat 61).
Seperti dugaan, kehadiran Nabi Saleh tidak disambut baik oleh mereka. Mendengar seruan yang telah dikumandangkan oleh Nabi Saleh A.S, para kaum Tsamud malah marah dan menjawab, "Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan. Apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Sesungguhnya, kami ragu dan khawatir terhadap agama yang kamu serukan kepada kami,." (QS Hud ayat 62).
Beliau disambut dengan cacian dan hujatan. Ada pula yang sampai mengatai sang nabi bodoh. Kaum Tsamud ini lantas membuat 1 permintaan kepada Nabi Saleh. Jika beliau berhasil mengabulkannya, mereka berjanji akan memeluk agama Allah SWT.
Permintaan itu ialah Nabi Saleh harus mengeluarkan atau menciptakan seekor unta dari sebongkah batu. Kemudian Nabi Saleh memohon kepada Allah SWT untuk memberikannya suatu mukjizat agar kaum Tsamud percaya kepadanya.
Allah SWT memerintahkan Nabi Saleh untuk memukulkan tangannya ke atas permukaan batu yang ada di depannya. Lalu muncullah seekor unta betina yang sangat besar dan gemuk dari Allah.
Setelah diturunkannya mukjizat tersebut, Nabi Saleh berkata : "Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan) kebenaran untukmu, sebab itu biarlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS Hud ayat 64).
Mengetahui hal itu terwujud, sebagian dari mereka memang menjadi pengikut. Namun sebagian lagi justru semakin membenci Nabi Saleh secara diam-diam.
Nabi Saleh lantas berpesan kepada kaumnya untuk tidak mengganggu unta betina tersebut. Beliau mengizinkan kaumnya untuk bergantian memerah dan meminum susu unta ajaib itu.
Baca Juga : Eiit.. Jangan Simpan Senjata Kita
Namun, keberadaan unta ajaib tersebut justru membuat khawatir beberapa kaum Tsamud yang menentang ajaran Nabi Saleh. Karena unta betina tersebut meminum banyak air di sumber air kaum Tsamud.
Mereka bahkan tega membunuh unta betina yang sedang hamil itu dengan pedang. Suatu hari, terdapat 2 pemuda kaum Tsamud yang bernama Mushadda bin Muharrij dan Gudar bin Salif berhasil membunuh unta betina tersebut dengan cara mengawasi unta saat akan minum.
Dengan cepat Mushadda memanah betis betina tersebut dan Gudar menikam pedangnya di perut unta tersebut.
Melihat unta itu terbunuh Nabi Saleh bersedih. Beliau lalu mengatakan bahwa akan datang azab bagi kaum Tsamud yang tidak kembali ke jalan yang benar.
Tanda-tanda diturunkannya azab tersebut ialah pada hari pertama, saat terbangun mereka akan menemui wajah mereka menjadi kuning. Hari kedua, wajah mereka akan menjadi merah. Pada hari ketiga, wajah mereka akan menjadi hitam dan hari keempat, turunlah azab Allah.
Seakan tak cukup, para pengkhianat itu berencana membunuh Nabi Saleh. Namun Allah SWT menyelamatkan beliau dan para pengikutnya.
Hingga akhirnya 3 hari setelah Nabi Saleh pergi dari kaum Tsamud, pegunungan tempat mereka tinggal terguncang gempa bumi dan badai. Semua rumah dan tubuh mereka terkubur tak bersisa.