JEMBERTIMES - Fasilitas Umum (Fasum) di Perumahan Puri Antirogo 1 dan 2 dengan pengembang PT. Tenang Jaya Putra Group (TJP) kembali dikeluhkan. Pasalnya, bukan hanya terkait tempat ibadah saja yang dinilai kurang mumpuni. Beberapa fasilitas lainnya juga dikeluhkan oleh warga yang tinggal di kompleks perumahan yang ada di Desa Patemon Pakusari, Jember tersebut.
Salah satu warga yang enggan disebut namanya, saat ditemui Jatim TIMES pada Rabu (14/4/2021), mengatakan, bahwa selain sarana ibadah seperti Masjid atau Mushalla, warga yang tinggal di perumahan juga membutuhkan lahan untuk pemakaman. Karena beberapa warga yang tinggal di perumahan tersebut juga ada lansia.
Baca Juga : PPKM Mikro Tahap V Dinilai Efektif, Zona Kuning Kota Batu Masih Bertambah
“Bukan hanya Mushalla atau Masjid yang dibutuhkan warga di Perumahan ini mas, tapi lahan pemakaman juga kami butuhkan, sejak saya disini, sudah ada 2 warga yang meninggal, karena belum ada lahan, warga memakamkan di pemakaman umum milik desa yang berjarak 3 kilo meter,” ujar warga Perum Puri Antirogo 2.
Sementara itu, pihak PT. Tenang Jaya Putra Group (TJP) melalui Handoyo selaku staf di Pemasaran, saat dikonfirmasi media ini di kantornya yang ada di Jalan Tidar mengatakan, bahwa soal tempat ibadah yang dikeluhkan warga, pihaknya sudah memikirkan sejak tahun 2019 lalu. Namun karena banyaknya perumahan yang ditangani, serta adanya Covid-19, keinginan tersebut belum bisa diwujudkan.
“Memang soal pembangunan Masjid sudah kami rencanakan dua tahun lalu mas, cuma karena banyaknya proyek serta kondisi covid 19 ini, kami belum bisa merealisasikan, namun khusus untuk di Perumahan Puri Antirogo, hari ini rencana kami melakukan pengukuran Masjid, untuk jelasnya bisa di tanyakan langsung kepada pengawas di bagian lapangan,” ujar Handoyo.
Sedangkan mengenai keinginan warga agar pihak pengembang menyediakan lahan makam, Handoyo menjelaskan, bahwa pihak pengembang sudah berupaya untuk membeli tanah yang bisa dijadikan area pemakaman warga Perum Puri Antirogo. Namun sampai saat ini pihaknya masih belum menemukan lahan yang bisa di beli.
“Untuk lahan pemakaman, sampai saat ini kami sudah berupaya untuk mencarikannya, karena untuk membeli lahan yang dijadikan area pemakaman, kita harus mendapat persetujuan juga dari pemilik lahan yang ada di sekitarnya, jadi sampai saat ini kami masih mengupayakan,” ujar Handoyo.
Sementara Sucito selaku pengawas lapangan PT. Tenang Jaya Putra Group saat dihubungi melalui sambungan telpon mengatakan, bahwa pengukuran Masjid memang direncanakan hari ini. Namun karena petugas masih ada kesibukan di tempat lain, direncanakan di lakukan pengukuran Masjid hari Kamis besok.
“Memang rencananya hari ini mas, cuma karena petugasnya tadi masih di proyek lain, pengukuran ditunda besok, nggak mungkin saya mengukur sendiri mas, selain itu, kondisi jalan di Perumahan yang masih belum memungkinkan untuk membawa material ke lokasi masjid yang akan dibangun,” ujar Sucipto.
Sucipto juga mengatakan, bahwa lokasi Masjid sudah diatur sesuai site plan perumahan, yakni di sisi utara perumahan. Sehingga, jika ada warga yang keberatan dan meminta lokasinya dipindah di tengah, Sucipto mengatakan sulit memenuhinya.
Baca Juga : Ini Alasan Mengapa Nabi Isa Dipilih Allah untuk Membinasakan Dajjal
“Di perizinan dan Site plannya, posisi Masjid memang ada di belakang sisi utara mas, kalau ada warga yang keberatan, ya kami tidak bisa merubah site plan tersebut, soal setuju dan tidak setuju itu hal yang wajar, namun kami dari perumahan berupaya untuk memenuhi fasilitas umum tersebut,” ujar Sucipto.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga yang tinggal di Perumahan Antirogo Desa Patemon Kecamatan Pakusari Jember terpaksa menjalankan ibadah salat Tarawih di rumah kosong yang ada di dalam Perumahan tersebut. Ironisnya, hal ini sudah berlangsung selama 4 tahun lamanya.
Warga menilai, pihak pengembang perumahan sepertinya tidak bertanggung jawab dalam penyediaan fasilitas umum (fasum) seperti Musala maupun Masjid di kompleks perumahan tersebut.
“Kami terpaksa menjalankan salat tarawih ini numpang di rumah kosong milik warga yang belum ditempati, ya enak gak enak ketika harus beribadah di rumah yang kosong seperti ini,” ujar Muhammad Adib Eka Laksana selaku panitia Salat Taraweh warga Perumahan Antirogo Jember.
Adib menjelaskan, kondisi seperti ini setiap bulan Ramadan sudah berlangsung selama 4 tahun. Bahkan perwakilan warga sudah pernah mendatangi kantor pengembang untuk menanyakan fasum tersebut, namun sampai sekarang belum terwujud.
“Saya sudah tinggal disini sejak 4 tahun lalu, dan sampai sekarang tidak ada fasum seperti Mushalla atau Masjid, kami perwakilan warga sudah pernah mendatangi kantor pengembang, tapi tetap tidak ada hasil sampai sekarang, sampai warga sudah capek,” pungkas Adib.