TRENGGALEKTIMES - Upaya peningkatan pelayanan bagi kaum difabel menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Trenggalek saat ini. Hal itu dibuktikan melalui kerja sama dengan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof Dr Soeharso Surakarta sebagai pembinanya.
Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhammad Natanegara mengatakan, program kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian bagi pemerlu pelayanan ksejahteraan sosial (PPKS).
Baca Juga : Percepat Implementasi ETP, Bupati Kediri Tanda Tangani SK TP2DD
Menurut Mas Syah, sapaan akrab wakil bupati Trenggalek, nantinya penyandang disabilitas akan mendapatkan pelatihan. Dengan begitu, terbentuklah kemandirian dan ketidaktergantungan dengan bantuan orang lain.
"Kaum disabilitas mempunyai hak yang sama untuk hidup layak. Ternyata masih banyak penyandang disabilitas yang belum tertangani," ucap Mas Syah saat kunjungi pelatihan, Selasa (30/3/2021).
Mas Syah ini menjelaskan, untuk kerja sama selanjutnya, BBRSPDF memberikan sinyal positif yakni terus bekerja sama dengan Trenggalek. Sehingga selama tenggang waktu tersebut, akan terlihat komitmen pemerintah dalam memberikan perhatian kepada kaum disabilitas.
"Kami sudah menyiapkan beberapa program kerja sama seperti hal ini. Diharapkan dengan kerjasl sama ini, Kabupaten Trenggalek bisa menjadi percontohan sebagai daerah inklusif," tutur wakil bupati.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial P3A Kabupaten Trenggalek dr Ratna Sulistyowati mengatakan bahwa kerja sama dengan BBRSPDF sudah berlangsung sejak tahun 2020. Selama ini telah dilakukan melalui asistensi rehabilitasi sosial atau atensi.
Menurut Ratna, intervensi kepada penyandang disabilitas tidak hanya sekadar membantu, tetapi juga melalui asesmen. "Seperti kursi roda, itu tidak semua disabilitas fisik kursi roda bentuknya sama. Yang selama ini terjadi, bantuan kursi roda ya yang penting kursi roda. Padahal tidak. Akhirnya banyak yang tidak berfungsi," ujarnya.
Baca Juga : DPRD Kota Blitar Tingkatkan Pengawasan Tempat Karaoke
Ratna menambahkan, karena masing -masing kaum difabel memerlukan kebutuhan berbeda-beda, Dinsos P3A akan menjadikan percotohan dari BBRSPDF Surakarta untuk memberikan bantuan, sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran. "Jika tepat sasaran, bisa digunakan secara maksimal sehingga mobilitas mereka dapat berjalan lancar," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ratna mengungkapkan, tahun 2020 lalu sudah ada 80 sasaran penerima bantuan. Selain itu ada 60 orang mengikuti pelatihan dan menerima modal usaha. "Sudah ada 80 penerima manfaat dan 60 disabilitas mengikuti pelatihan. Kalau ditotal sekitar 200 orang. Ini data dari tahun kemarin," pungkasnya.