MALANGTIMES - Sanitary Landfiil yang berada di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Supit Urang saat ini akan memasuki tahap pelatihan kepada sumber daya manusia (SDM). Pasalnya pengoperasian alat tersebut bukan main-main, karena nantinya akan meminimalisir dampak pencemaran, baik air, tanah, maupun udara sehingga lebih ramah lingkungan.
Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Heri Sunarko mengatakan bahwa pihaknya akan merencanakan pelatihan SDM yang nantinya mengelola Sanitary Landfiil.
Baca Juga : Kiai di Jombang Jalani Vaksinasi, Prof Bisri: Saya Menunggu Ulama Kota Malang Divaksin
“Sekarang rencananya masih melakukan pelatihan SDM, ada 45 calon pengelolaan dalam beberapa minggu kedepan sudah masuk pelatihan, karena ini peralatan baru dan teknologi baru, mungkin yang pasti setelah pendidikan selesai bisa dibuka,” ungkap Heri Sunarko kepada media ini.
Pengoperasian TPA dengan sistem sanitary landfill sendiri menurut Heri Sunarko akan meminimalisir dampak pencemaran, baik air, tanah, maupun udara sehingga lebih ramah lingkungan.
Sebelumnya, pengembangan TPA Supit Urang merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR dengan Pemerintah Jerman dalam Program Emission Reduction in Cities-Solid Waste Management (ERIC-SWM).
“Selain Kota Malang, terdapat 3 kota/kabupaten lain yang menjadi pilot dalam program tersebut, yakni Kota Jambi, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Jombang,” kata Heri.
Program ERIC-Solid Waste Management dimaksudkan untuk memberikan kontribusi dalam pelaksanaan strategi perubahan iklim di Indonesia. “Khususnya di daerah perkotaan melalui investasi fasilitas pengolahan sampah rumah tangga secara ramah lingkungan dan higienis,” ungkapnya.
Baca Juga : Viral Pertandingan Catur Dewa Kipas Lawan GM Irene Berimbas ke Kota Malang
Sebagai infromasi, TPA Supit Urang sendiri saat ini sudah mulai dipenuhi sampah sehingga pengelolaan melalui sistem sanitary landfiil sangat diperlukan untuk menghindari pencemaran lingkungan.