MALANGTIMES - Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang melakukan program kajian kerentanan mata air (KKMA) tahun 2021 ini. Salah satunya dengan membuat 15 titik sumur resapan di wilayah Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Asisten Manajer Pengendalian Kualitas Air & Air Baku Perumda Tugu Tirta Djaka Setyanta mengatakan, sumur resapan di daerah tangkapan air atau catchment area sumber akan dapat menjaga, meningkatkan, dan mempertahankan kualitas dan kuantitas sumber air tersebut. Juga sumur-sumur penduduk di sekitaran sumber air itu sendiri. Selain itu, untuk mengurangi run off, mencegah banjir, dan meminimalisasi potensi bahaya lain.
Baca Juga : Perumda Tugu Tirta Kota Malang Kembangkan Sistem Penyediaan Air Minum
"Kami serius mengembangkan itu secara sustainable di sumber-sumber lainnya," ujar Djaka Setyanta, Selasa (23/3/2021).
Di sisi lain, upaya pelestarian sumber daya air tidak dapat dikerjakan secara sektoral. Sebagaimana ekosistem alam yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, diperlukan pendekatan holistik dan kerja sama antara seluruh pihak dalam mengelola dan melestarikan sumber daya air.
"Maka dari itu, Tugu Tirta mengajak seluruh warga Kota Malang untuk proaktif menjaga lingkungan, melestarikan sumber air, serta mengimbau pelanggan untuk menampung air di luar jam puncak untuk kecukupan sehari-hari," uvap Djaka.
Seperti diketahui, Perumda Tugu Tirta Air Minum Kota Malang melakukan program kajian kerentanan mata air (KKMA) tahun 2021 ini. Program tersebut telah dikerjakan dengan membuat 15 sumur resapan di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Direktur Utama Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang M. Nor Muhlas mengatakan, adanya 15 sumur resapan ini bisa meningkatkan dan menampung debit air pada musim kemarau nanti. "Tujuan sumur resapan bisa meningkatkan dan menampung debit air untuk masyarakat. Keuntungan ini sangat bermanfaat jika nant musim kemarau," ujarnya.
Pembuatan 15 sumur resapanini telah dilakukan tahun lalu. Perumda Tugu Tirta juga telah melakukan pengukuran kualitas dan kuantitas sumur tersebut agar bisa digunakan masyarakat sekitar.
"Kami sudah lakukan pengecekan selama 14 bulan sampai saat ini. Nantinya, pengecekan itu akan kami buat laporan yang kemudian dilaporkan ke pemkot," ujar Djaka. "Nantinya kami akan memaparkan kajian dari suatu mata air dengan melihat korelasi daerah tangkapannya di Kecamatan Dau," imbuhnya.
Menurut Djaka, adanya sumur resapan itu akan membantu warga sekitar. Fungsi sumur resapan yakni menyerap air yang jatuh dalam tanah yang kemudian dapat menyalurkan ke semua sumur milik warga. "Nah, nanti bisa menambah debit air sumur yang kurang," ungkapnya.
Baca Juga : Inilah Kisah Asal Mula Nama Surabaya, Pertengkaran Hiu dan Buaya
Selain itu, fungsi sumur resapan ini juga nantinya mampu mengurangi run off dari permukaan. Run off atau biasa disebut limpasan permukaan adalah aliran air yang mengalir di atas permukaan karena penuhnya kapasitas infiltrasi tanah.
Limpasan merupakan unsur penting dalam siklus air dan salah satu penyebab erosi. Limpasan yang muncul di permukaan sebelum mencapai saluran disebut sumber tidak langsung. "Jadi, adanya sumur resapan itu bisa mendorong air yang tertampung di run off," ungkapnya.
Alasan membuat sumur resapan di Kecamatan Dau karena lahan daerah tangkapan airnya sangat bagus. Kawasan jtu juga mampu menyalurkan air hingga ke mata air di Kota Malang. Seperti di daerah Merjosari.
"Artinya, air yang turun di daerah situ, jika kami masukkan air dengan debit yang penuh ke dalam tanah, itu nanti akan tersalurkan dan keluar ke sumber-sumber mata air. Salah satunya di Merjosari dan sumur-sumur milik masyarakat," ungkap Muhlas.