free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Calon Penerima Vaksin Harus Perhatikan Ini

Penulis : Tubagus Achmad - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

27 - Feb - 2021, 04:46

Placeholder
Proses tahapan penyuntikan Vaksin Sinovac terhadap salah satu pegawai instansi pemerintahan sebagai pelayan publik. (Foto: Tubagus Achmad/MalangTIMES) 

MALANGTIMES - Beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seluruh masyarakat yang masuk dalam kategori penerima vaksin di tahap dua ini yakni terkait persyaratan kesehatan serta riwayat penyakit diderita. Dua hal tersebut sebagai proses awal seseorang menjalani tahapan vaksinasi. 

Koordinator Pelaksana Vaksinasi RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kota Malang
dr Shelly Widiyanti menjelaskan bahwa sebelum dilakukan penyuntikan vaksin, penerima vaksin harus melalui proses skrining oleh para dokter yang telah ada. 

"Di skrining itu petugas akan bertanya seluruh riwayat kesehatan dari calon penerima vaksin. Mulai riwayat penyakitnya, riwayat alerginya, riwayat apapun yang dia alami, termasuk juga jika dia pernah terkonfirmasi positif Covid-19," ujarnya kepada pewarta, Jumat (26/2/2021). 

Lanjut Shelly bahwa khusus untuk penerima vaksin yang sebelumnya telah terkonfirmasi positif Covid-19, orang tersebut harus menunggu minimal tiga bulan setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19. "Karena jika pernah terkonfirmasi positif Covid-19 itu kalau kurang dari 3 bulan tidak boleh. Minimal tiga bulan," katanya. 

Lebih lanjut Shelly juga menjelaskan bahwa persyaratan lainnya yang harus diperhatikan oleh para calon penerima vaksin yakni terkait tensi darah. Karena pada meja skrining pertama juga akan di cek tensi darah calon penerima vaksin. 

"Kalau persyaratan yang ditekankan yakni tensi ya. Di sistem juga tensi kalau lebih dari 140/90 itu sudah langsung ditolak. Tapi dengan kebijakan terbaru, itu tensi masih boleh sampai 180/100 asal terkontrol dan ada rekomendasi dari dokter yang merawat," jelasnya. 

Terkait calon penerima vaksin yang tiba-tiba mendapati tensi darahnya tinggi padahal bukan penderita darah tinggi, dikatakan Shelly bahwa hal tersebut mungkin calon penerima vaksin kurang istirahat dan merasa cemas serta khawatir. 

Untuk yang mengalami hal demikian, Shelly menyarankan untuk calon penerima vaksin tersebut untuk duduk tenang sela 30 menit sambil menenangkan hati setelah itu minum air mineral. 

Namun untuk calon penerima vaksin yang memang memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan pada saat proses skrining kesehatan didapati tensi calon penerima vaksin tersebut tinggi, maka Shelly menyarankan untuk minum obat. "Karena nanti dikasih obat dulu, kalau turun ya bisa diberikan vaksin," katanya. 

Jika terkait terdapat calon penerima vaksin mengalami darah rendah, tidak terdapat persyaratan khusus yang mengatur terkait hal tersebut. "Kalau darah rendah tidak ada sih, asal tidak rendah sekali ya. Kalau rendah sekali ya mungkin kita tunda," imbuhnya.  

Selain tensi darah, Shelly juga menyebutkan bahwa calon penerima vaksin suhunya tidak boleh lebih dari 37,5 derajat celcius. Selain itu, di beberapa trmpat vaksinasi juga telah ditambahi alat saturasi oksigen. 

"Saturasi oksigen itu untuk melihat kadar oksigen didalam darah. Kalau misalnya saturasi oksigennya kurang dari 95 itu kita tunda dulu. Harus 95 keatas," terangnya. 

Sementara itu, jika calon penerima vaksin memiliki riwayat penyakit kronis seperti stroke, diabetes dan lain-lain, kata Shelly bahwa sistem akan secara otomatis menolak data calon penerima vaksin tersebut. 

"Kalau ada riwayat penyakit tertentu. Kalau kita masukkan sistem, itu langsung ditolak. Ada beberapa juga yang ditunda," ujarnya. 

Sebagai informasi, bahwa para calon penerima vaksin akan menjalani penyuntikan vaksin sebanyak dua kali. Hal itu bertujuan untuk membentuk antibodi pada diri manusia. 

"(Penyuntikan vaksin, red) dilakukan dua kali. Antibodi tidak akan terbentuk jika hanya sekali dan tidak maksimal. Jadi dengan jarak 14 sampai 28 hari itu akan dilakukan vaksinasi yang kedua atau dosis dua. Untuk semakin memperkuat antibodi yang terbentuk tadi," pungkasnya.


Topik

Kesehatan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Tubagus Achmad

Editor

Sri Kurnia Mahiruni