MALANGTIMES - Petugas pembuka pintu tanggul sungai selalu siap siaga selama musim hujan. Sebab, selama musim hujan, debit air meningkat 30 persen jika dibanding tidak hujan. Peningkatan ini juga memicu bencana di Kabupaten Malang.
”Jadi kalau untuk mengantisipasi bencana alam, kami punya petugas khusus yang namanya juru pengairan dan petugas pengamat air. Mereka akan stand by jika sewaktu-waktu dibutuhkan saat debit air naik,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Malang Avicenna Medisica Sani Putera kepada MalangTIMES Kamis (11/2/2021).
Baca Juga : Ungkap Kebenaran, Universitas Kanjuruhan Malang Terbitkan Buku Meluruskan Sejarah Unikama
Dia mengatakan, saat musim hujan tiba debit air sungai bisa mengalami peningkatan hingga 30 persen. Kondisi ini terjadi saat puncak curah hujan tinggi.
Dia lantas menjelaskan teknis kerja petugas saat curah hujan tinggi. Petugas khusus tersebut akan stand by mengamati debit air. Jika sudah mengalami kenaikan dari batas wajar, maka pintu tanggul sungai akan segera dibuka.
”Ketika terjadi luapan air atau hujan ekstream, mereka (juru pengairan dan petugas pengamat air) stand by di lapangan. Seandainya terjadi banjir dan apabila mulai debit air meluap, pintu akan segera dibuka sehingga bisa kita amankan dari bencana,” jelasnya.
Dijelaskan Avicenna, pintu tanggul itu baru akan dibuka jika debit sungai mengalami kenaikan kapasitas hingga 30 persen. ”Tidak selamanya (pintu tanggul) dibuka terus, hanya saat terjadi luapan maksimal saja dibuka. Luapan maksimal itu sekitar 30 persen debit airnya,” jelasnya.
Menurutnya, cara semacam ini efektif untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam. Sebab, sebelum sungai meluap, debit air sudah terkurangi melalui metode membuka pintu tanggul air sungai tersebut.
Baca Juga : Antisipasi Curah Hujan Tinggi, ini Upaya Pemkot Kediri
”Cara ini efektif, jadi seandainya sudah memuncak dan terjadi kondisi kritis. Pintu akan segera kita buka, sehingga air bisa lebih lancar, lebih cepat mengalir,” tukasnya.
Untuk diketahui, naiknya debit air sungai tersebut, memicu terjadinya berbagai bencana di Kabupaten Malang. Dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, di sepanjang bulan Januari 2021 telah terjadi bencana alam sebanyak 49 kali. Rinciannya, 2 kejadian bencana angin kencang, 8 banjir, 5 pohon tumbang, dan 34 longsor.