Rencana Pemkab Tulungagung untuk menjadikan GOR Lembupeteng rumah sakit darurat covid-19 urung dilakukan. Alasannya, butuh biaya besar untuk menyulap GOR kebanggaan warga Tulungagung ini menjadi rumah sakit darurat covid-19.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung Sukaji mengatakan opsi yang dipilih adalah mengoptimalkan fasilitas kesehatan yang ada. “Kami mengoptimalkan 2 puskesmas yang ada, Puskesmas Ngunut dan Kauman,” ujar Sukaji, Senin (21/12/20) pasca-rapat koordinasi rumah sakit lapangan covid-19.
Baca Juga : Masih Ada Tempat Wisata Buka, Pihak Nangkula Park Tulungagung Kecewa dan Siap Buka Lagi
Nantinya di dua puskesmas tersebut ditingkatkan sebagai rumah sakit darurat dan akan dilakukan penambahan sarana dan prasarana, seperti penambahan bed (tempat tidur) sebanyak 70 bed.
Segi sarana dan prasarana serta SDM (sumber daya manusia) yang ada di dua puskesmas itu dianggap memadai sehingga cukup penambahan sarana yang diperlukan.
Untuk Puskesmas Kauman akan ditambah sekitar 15 bed. Sedangkan Ngunut akan ditambah hingga 60 bed. “Akan dibangun tenda di halaman Puskesmas Ngunut dan ditambah bed,” terangnya.
Dengan penambahan ini, jumlah total bed yang disediakan di 12 puskesmas 110 bed.
Pasien yang dirawat di dua rumah sakit darurat ini merupakan pasien dengan gejala ringan hingga sedang.
Sebelumnya sudah ada 11 puskesmas yang dijadikan sebagai penyangga perawatan covid-19 dengan kapasitas 40 bed.
Baca Juga : Okupansi Tinggi, Tambahan Bed RSSA Malang untuk Pasien Covid Masih Berfungsi 50 Persen
Selain dua puskesmas tersebut, satgas juga akan menyulap Poli Covid-19 di RSUD dr Iskak sebagai ruang perawatan pasien covid-19.
Rumah sakit lapangan ini akan secepatnya difungsikan, mengingat lonjakan kasus baru covid-19 di Tulungagung cukup tinggi.
Disinggung anggaran untuk rumah sakit lapangan, Sukaji mengungkapkan masih berasal dari anggaran darurat covid-19. “Dari anggaran covid-19. Kan masih cukup,” pungkasnya.