Dunia maya, utamanya Twitter selama beberapa hari terakhir digegerkan dengan foto dan rekaman CCTV adanya pasien yang diduga pasien Covid-19 tengah terlantar di sebuah ruangan. Ruangan itupun diduga berada di area Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSSA Malang. Dalam foto terlihat ada pasien di beberapa tempat tidur di satu ruangan yang sama dan beberapa tenaga kesehatan yang memakai alat pelindung diri (APD) tengah merawat pasien.
Foto dan rekaman CCTV itupun memicu banyak pertanyaan warganet. Pihak RSSA Malang melalui Kasubbag Humas RSSA Malang, Dony Iryan menjelaskan, jika pihaknya belum bisa memberi penjelasan lebih detail berkaitan dengan rekaman CCTV tersebut. Meskipun secara sekilas ruangan itu memang menyerupai dengan ruangan UGD RSSA Malang.
Baca Juga : Meski Covid-19 Kian Mengganas, Bupati Tulungagung Tetap Perbolehkan Hajatan, Asal...
"Kami belum bisa memastikan, karena kami belum mengetahui siapa yang menyebarkannya," kata Dony.
Dony pun menjelaskan jika tingkat okupansi atau keterisian bed pasien covid-19 di IGD khusus pasien covid-19 di RSSA Malang beberapa hari terakhir memang sangat tinggi. Bahkan sering terjadi penumpukan pasien yang mengakibatkan pasien tidak dapat memasuki ruangan perawatan.
"Sehingga mereka (pasien covid-19) stagmam di IGD. Mungkin foto-foto itu diambil saat terjadi stagnansi pasien hingga sampai meluber luber itu tadi," terangnya.
Namun, lanjutnya, RSSA Malang telah melakukan modifikasi terhadap IGD covid-19. Dari yang standarnya diisi 20 bed atau tempat tidur, kini telah diisi 30 bed. Selain itu juga dilakukan modifikasi terhadap beberapa ruangan lain di sekitar IGD yang dimodifikasi sebagai ruang perawatan.
"Itu bisa sampai 10 bed. Lalu juga ada ruang 26 dulunya untuk pasien stroke, juga kami modif sebagai ruang perawatan sampai 43 bed. Pasien stroke kami alihkan ke ruangan lain," terangnya.
Baca Juga : Gedung Baru Retak, Legislatif Klaim Tidak Ada Pengaruh Terhadap Gedung Utama
Upaya modifikasi itu menurutnya memang belum maksimal. Karena pihak RSSA juga harus menyediakan dengan SDM atau tenaga medis yang dimiliki. Sehingga, layanan kesehatan yang diberikan tetap bisa maksimal.
"Terlepas dari itu, beginilah kondisinya di sini. Kami nakes RSSA berharap masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan dengan selalu disiplin. Apalagi habis ini libur panjang. Jangan sampai libur panjang ini jadi bumerang bagi kita hingga akhirnya kasusnya nambah lagi," pungkas Dony.