Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Malang ikut andil dalam memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak erupsi Gunung Semeru. Salah satunya bergabung dengan Tagana Jawa Timur (Jatim) untuk membangun Shelter atau tempat pengungsian sementara dan menyediakan dapur umum bagi masyarakat.
Koordinator Tagana Kota Malang, Djoko Anung Priyanto mengatakan bahwa pihaknya datang bersama tujuh anggota lainnya di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang. "Jadi kami ke posko pengungsian yang didirikan oleh Tagana Provinsi Jatim. Karena di situ ada poskonya otomatis kita di bawah komando Tagana Jatim, ada juga tuan rumahnya dari Tagana Kabupaten Lumajang," kata Anung kepada MalangTIMES.
Baca Juga : Tiga Hari Sakit, Cak Thoriq Jalani Swab, Hasilnya Negatif Covid-19
"Otomatis di dalamnya juga di-Back Up semua fasilitas dari Dinas Sosial Provinsi Jatim maupun Dinas Sosial Kabupaten Lumajang. Jadi kita hanya bersifat men-Support dalam arti memberikan sebagian logistik kita bantu," imbuhnya.
Dari pantauan yang diterima media ini, jarak sekitar 10 kilometer dari erupsi Gunung Semeru masyarakat sudah terimbas abu vulkanik sehingga membuat kesehatan juga terimbas.
"Nah kalau itu ada letusan lagi kayak di Gunung Merapi ya bisa saja itu ada temen kita yang Tagana di Jogjakarta meninggal karena dia posisi di dapur umum. Jadi dapur umumnya dengan letupan yang tinggi itu kurang jauh. Jadi paling tidak harus 18 kilometer dari lokasi titik. Yang sekarang paling 10 kilometer," ungkap dia.
Diakui Anung, pihaknya saat ini terus mempersiapkan diri di mana status tanggap darurat diperkirakan sampai akhir minggu ini. "Kami juga melihat apakah nantinya perlu bantuan lebih lanjut, kalau perlu berarti kita harus ada penugasan dari Provinsi Jawa Timur. Karena sudah masuk di wilayah Kabupaten Lumajang," kata Anung.
Baca Juga : Hindari Konflik Pilkada, Ratusan Pasukan Gabungan TNI-Polri Siap Dikerahkan
Di sisi lain, Anung merasa sedih karena pihaknya sering dikatakan 'tukang masak' oleh sebagian orang. Padahal dalam hal ini pihaknya memiliki tugas sosial mulai dari menyiapkan Shelter, dapur umum hingga petugas psikolog untuk masyarakat yang trauma dengan kejadian.
"Ya karena kita kan kalau di lokal ini ya paling orang langka air, jadi kami siapkan juga, kadang-kadang kita bikin masak dipikir orang kita tukang masak, sebetulnya tidak ada yang begitu. Jadi mulai menyiapkan untuk huniannya, kemudian logistiknya, Nah termasuk di dalamnya makanan siap saji, terus kalau lebih parah lagi ada namanya psiko sosial," paparnya mengakhiri.