Puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-1.260 tahun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menggelar pagelaran wayang kulit di Museum Singhasari, Kecamatan Singosari yang juga digelar secara semi virtual, Sabtu (28/11/2020) malam.
Hadir dalam acara puncak HUT Kabupaten Malang ke-1.260 Tahun, yakni Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Malang, Sjaichul Ghulam; Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat; Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Made Arya Wedanthara serta jajaran Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Kabupaten Malang.
Baca Juga : Sidang Paripurna Istimewa Digelar, Peringati 1.260 Tahun Kabupaten Malang dengan Khidmat
Dalam sambutannya, Pjs Bupati Malang, Sjaichul Ghulam mengatakan bahwa wayang kulit merupakan aset Indonesia yang harus terus dirawat dan dijaga. Karena, generasi penerus bangsa harus mengetahui perkembangan seni dan budaya salah satunya terkait wayang kulit ini.
"Saya berharap, seni dan budaya termasuk wayang kulit semakin digemari generasi muda lewat pagelaran wayang kulit yang dilakukan secara intensif. Apalagi pada tahun 2003 lalu wayang kulit ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia," ungkapnya dalam sambutan yang disambut tepuk tangan oleh tamu undangan, Sabtu (28/11/2020) malam.
Pagelaran wayang kulit pada momentum HUT Kabupaten Malang yang ke-1.260 tahun, merupakan gelaran yang dilakukan rutin dalam perayaan HUT secara rutin digelar setiap tahunnya.
Ghulam menuturkan, bahwa HUT Kabupaten Malang yang juga bersamaan dengan bencana non-alam yakni pandemi Covid-19, membuat pergelaran wayang kulit dilakukan secara virtual melalui akun YouTube Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Makang serta siaran streaming pada channel UBTV.
"Memang, karena pandemi Covid-19, kali ini pagelaran wayang dilakukan secara virtual. Tapi, masih ada sisi positifnya, karena masyarakat luas lebih mudah untuk mengakses dan menonton. Baik melalui streaming maupun YouTube," ujarnya.
Dalam pagelaran wayang kulit kali ini, berlakon 'Wahyu Tirto Asih' yang didalangi langsung oleh Ki Setiyo Wahyudi yang merupakan dalan berasal dari Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.
Baca Juga : Warga Jakarta dan Lampung pun Tertarik Ikuti Tsunami 1260 Kabupaten Malang
Pentas wayang kulit yang berkisah tentang tokoh Bima saat setelah mandita di pertapaan Argakaelasa yang di mana menuntaskan kewajiban dari Sang Brahmana.
Sebagai informasi, bahwa sebelum dilaksanakannya pagelaran wayang kulit di Museum Singhasari, juga telah dilakukan serangkaian kegiatan peringatan HUT Kabupaten Malang ke-1.260 tahun.
Diantaranya, The Relay Run 1.260 kilometer, ziarah kubur ke makam Ki Ageng Gribig dan beberapa mantan Bupati Malang, sidang paripurna istimewa, peresmian TPST Genengan Pakisaji, istighotsah bersama dan yang terakhir pagelaran wayang kulit.