Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) mempercepat proses pemulihan sektor industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
Hal itu dilakukan, salah satunya dengan memberikan dana hibah kepada pemerintah daerah. Dalam hal ini Pemkot Malang melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar).
Baca Juga : Capai Misi Pertama, Pendidikan Karakter Masih Jadi Andalan Wali Kota Malang
Sekretaris Disporapar Kota Malang Erna Wyanarsi, menjelaskan, jika ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah untuk memulihkan perekonomian masyarakat.
"Ini bentuk pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah hadir di seluruh wilayah, dan kebetulan kita harus bangga, Kota Malang dipercaya untuk mengelola suntikan dana hibah tersebut," terangnya.
Kasi Pengembangan Ekonomi Kreatif Disporapar Kota Malang Agung Buana, menambahkan, dalam hibah tersebut, terdapat beberapa kegiatan.
Kegiatan yang pertama untuk hotel dan restoran.
70 persen dari hibah tersebut dikembalikan manfaatnya kepada pelaku usaha hotel ataupun resto yang memang telah menyelesaikan kewajiban mereka terhadap pemerintah.
"Nah mereka yang tertib dan memenuhi syarat kemudian akan mendapatkan hibah itu. Kewajiban yang mereka selesaikan terhadap pemerintah dikembalikan lagi kepada mereka. Mereka rutin bayar pajak, kemudian Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) mereka masih hidup dan pada saat masa pandemi masih beroperasional. Itu yang menjadi prioritas untuk mendapatkan hibah," bebernya.
Kegiatan hibah kedua adalah, kegiatan penunjang yang diisi bermacam-macam kegiatan, mulai dari sosialisasi Clean Health and Save Envorment (CHSE), Bimtek CHSE, Table Top pemulihan ekonomi sama Business Matching pemulihan ekonomi.
Baca Juga : Mendes PDTT Harapkan Empat Hal untuk Hari Jadi Kabupaten Malang yang ke-1260 Tahun
"Kegiatan ini tentunya sebagai salah satu upaya juga dalam pemulihan ekonomi. Sektor pariwisata adalah sektor yang pertama kali merasakan dampak akibat pandemi Covid-19. Sementara proses pemulihannya lebih lama daripada sektor lainnya," bebernya.
Sementara itu, untuk kegiatan Table Top, diikuti oleh seller atau pelaku usaha pariwisata yang berasal dari Kota Malang. Sedangkan untuk Buyer atau pelaku usah tour travel, berasal dari seluruh Indonesia, muali dari Bandung, Jakart, Semarang, Jogja, Solo, Surabaya dan yang lainnya.
"Paling jauh Bengkulu, Banjarmasin sama Lombok. Seller 80 dan Buyer juga 80," jelasnya.
Dalam kegiatan hari pertama, Sabtu (28/11/3020) diisi oleh kegiatan rapid tes dan kemudian dilanjutkan dengan gala dinner bersama. Sebelum melakukan gala dinner, baik Buyer maupun Seller wajib mengikuti prosedur rapid tes sesuai dengan protokol kesehatan. Hal ini untuk memastikan kondisi para buyer dan seller terbebas dari Covid-19.