Nuansa Hari Pahlawan masih begitu kental terasa setiap November menyapa. Bukan hanya sebagai hari nasional saja, Hari Pahlawan tentunya memiliki makna dalam untuk senantiasa menjadikan anak-anak muda serta generasi penerus merefleksikan diri dan meneladani setiap perjuangan yang dilakukan para pejuang.
Karena melalui perjuangan para pahlawan itulah, para generasi penerus saat ini bisa merasakan kemerdekaan. Berangkat dari semangat membara itu, Pemuda Malang yang merupakan kumpulan anak muda dari berbagai organisasi dan elemen bersatu memperingati Hari Pahlawan.
Baca Juga : Brimob Jatim Pecahkan Balok dengan Koran
Mereka pun mendatangi Monumen Brimob yang bertempat di Kelurahan Tlogowaru Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Anak-anak muda yang terkumpul dari organisasi masyarakat (Ormas) pemuda GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, FKPPI, Bayangkara Community, Pemuda Pancasila, Fatayat, IPNU dan IPPNU tersebut bersama-sama saling bahu membahu membersihkan area monumen.
"Kamj ke sini untuk kerja bakti dan doa bersama serta refleksi untuk memperingati Hari Pahlawan," ujar Ketua GP Ansor Kecamatan Kedungkandang, M. Hatif.
Langkah itu menurutnya menjadi upaya kecil untuk menekankan pentingnya menghormati sejarah serta jasa para pejuang yang telah wafat. Karena meskipun telah tiada, para pahlawan tersebut terus memberikan keharuman dengan senantiasa mempersatukan para pemuda dan generasi penerus bangsa.
Kader Pemuda Muhammadiyah yang turut berpartisipasi, Jawad Bahonar menambahkan, cita-cita persatuan bangsa Indonesia jangan hanya omong kosong. Namun harus didukung oleh kekuatan-kekuatan yang tumbuh pada akar sejarah bangsa Indonesia. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan," tegas Jawad Bahonar.
Kader Pemuda Pancasila, Irfan Santoso yang hadir dalam agenda tersebut juga berpesan dengan semangat Hari Pahlawan ini untuk selalu kobarkan semangat kaum muda untuk senantiasa mencintai bangsa dan negaranya. "Karena Indonesia butuh Anak Muda", tukas Irfan Santoso.
Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI Polri (FKPPI), Djainuril Kariyatiningsih menambahkan, Hari Pahlawan menjadi momen penting bagi generasi muda agar senantiasa menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa ini. Tentunya demi mempertahankan keutuhan NKRI yang telah diwariskan para pejuang.
Tidak ketinggalan, pemuda putri Fatayat NU dalam refleksi bakti situs ini, mengingatkan bahwa pahlawan masa kini adalah pemuda pemudi yang tidak galau dengan perubahan zaman dan terus bergerak menjadi solusi dan inspirasi bagi masyarakat sekitarnya.
Baca Juga : Geruduk Disperta Bojonegoro, Warga Desa Kumpulrejo Dikawal MPC Pemuda Pancasila
Sepertinya yang dikatakan Evi Nur Rosyida dalam pertemuan itu. Masih minimnya digelar kegiatan refleksi dan mengingat jasa pahlawan tentu menjadi perhatian pelajar NU (IPNU/IPPNU). "Baru pertama kali kami ikuti kegiatan semacam ini. Semoga hal yang baru bagi kami ini bisa menjadi kebiasaan yang baik," kata Toit Tohirin.
Karena melalui kegiatan refleksi tersebut, menurutnya ada banyak pelajaran baru yang didapatkan. Salah satunya dapat mengetahui bahwa banyak monumen bersejarah yang kurang terurus. Sehingga diharapkan, monumen yang ada kedepannya akan lebih di perhatikan lagi, atau bisa di jadikan eduwisata dan literasi serta dapat membantu/menyokong perekonomian warga sekitar.
Di akhir kegiatan, tak lupa para pemuda tersebut menitipkan ucapan selamat hari jadi Korps Brimob yang bertepatan pada Sabtu (14)11/2020) kemarin. "Semoga keberadaan monumen ini lebih mendekatkan masyarakat Tlogowaru dengan keluarga besar Brimob", kata Iwan S, Ketua Bayangkara Community.
Sebagai informasi, Monumen Brimob yang berada di Tlogowaru ini dibangun untuk mengenang peristiwa pertempuran antara Belanda dengan pasukan Kompi Surati Batalyon 1 MBB yang berkekuatan 26 orang.
Peristiwa tersebut terjadi pada 10 November 1947. Dalam peristiwa pertempuran tersebut, telah gugur 12 anggota Mobil Brigade Besar, 4 luka-luka, dan 5 ditahan Belanda. Pasukan Belanda dapat dihalau oleh Kompi cadangan pimpinan M. Daud yang bergerak dari Tajinan. Sehingga pasukan Belanda mundur kembali ke Kota Malang.