Di Dusun Mojoroto, Desa Mojowangi, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, terdapat seorang perajin peti jenazah. Rupanya, peti jenazah tersebut kerap dipesan oleh sejumlah rumah sakit untuk pemulasaraan jenazah Covid-19. Bahkan dalam sebulan, 60 peti bisa laku terjual.
Baca Juga : Gelar Pelatihan Wartawan secara Daring, BI Kediri Ajak Belajar Kewirausahaan
Imam Fauzi merupakan satu-satunya perajin peti jenazah yang ada di desa tersebut. Pria 47 tahun ini setiap harinya dibantu oleh enam karyawan untuk mengerjakan peti jenazah itu.
Seperti yang terlihat pada Minggu (18/10) siang ini. Sejumlah pekerja tampak sibuk menyelesaikan pesanan peti jenazah. Ada yang terlihat memotong kayu, merangkai peti, menghaluskan peti hingga proses pengecatan dengan cat plitur.
"Saya mulai usaha membuat peti jenazah ini sejak tahun 2017 lalu. Awalnya membuat peti hanya untuk membantu tetangga yang saat itu meninggal dunia. Sekarang jadi ladang usaha," terangnya saat diwawancarai di kediamannya.
Berawal dari situ, Imam kemudian banting setir dari awal kerajinan mebel, kini beralih fokus ke pembuatan peti jenazah. Lokasi kediamannya yang berada di pinggir jalan Mojowarno-Kediri itu, cukup menguntungkan usahanya.
Tumpukan peti jenazah buatannya yang terlihat di pinggir jalan, membuat banyak orang yang mengetahui peti buatan Imam itu. Tak ayal, banyak orang yang memesan peti jenazah di tempat Imam. "Saya bikin tiba-tiba ada orang yang datang kemudian pesan. Akhirnya semakin dikenal," tandasnya.
Imam mengaku, di masa pandemi Covid-19 ini, banyak pesanan peti jenazah. Dalam sebulan, peti jenazah buatannya bisa terjual hingga 60 buah. Tingginya permintaan itu, Imam dan enam karyawannya harus ngebut menyelesaikan pesanan. Untuk sehari saja, ia harus menyelesaikan 5 buah peti jenazah.
Baca Juga : Membeli Asuransi Masih Tidak Mudah di Indonesia, Begini Cara Lifepal Mengubahnya
Ramainya pesanan peti jenazah tersebut, lanjut Imam, terjadi sejak bulan Maret lalu. “Memang pada saat pandemi permintaan meningkat sampai 50 persen kadang lebih. Sebelumnya hanya 25 peti setiap bulan, kini di saat pandemi bisa hingga 60 pesanan peti jenazah,” terangnya.
Dijelaskan Imam, peti jenazah buatannya ini menggunakan kayu mahoni. Terkadang, sebagian orang juga memesan dengan jenis kayu lainnya yang lebih bagus. Pemilihan bahan kayu ini pun mempengaruhi harga peti jenazah buatan Imam.
Untuk satu peti jenazah, Imam membanderolnya mulai harga Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta bergantung jenis kayu yang digunakan. Ia menyebut, pesanan kebanyakan datang dari rumah sakit di Jombang dan Mojokerto.
"Harganya Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta untuk satu peti. Harga tergantung jenis kayu yang digunakan," pungkasnya.(*)