Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jawa Timur melaksanakan sosialiasi menghadapi ancaman bencana gempa bumi dan tsunami di Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar.
Sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat lebih siap dalam menghadapi adanya isu potensi bencana megathrust gempa bumi dan tsunami di pantai selatan.
Baca Juga : Rawan Terjadi Permasalahan, Inspektorat Kabupaten Malang Lakukan Zonasi di Desa
Hadir dalam kegiatan tersebut Pejabat sementa (Pjs) Bupati Blitar, Budi Santosa didampingi Kepala BPBD Kabupaten Blitar Achmad Cholik, Perwakilan OPD Kabupaten Blitar dan Muspika Kecamatan Wonotirto. Sementara peserta kegiatan ini terdiri dari masyarakat Desa Tambakrejo, Nelayan yang melaut di Pantai Tambakrejo, togatomas dan Muspika Kecamatan Wonotirto.
Dalam kesempatan tersebut, Pjs Bupati Blitar Budi Santosa mengungkapkan, sosialisasi ini merupakan upaya mitigasi becana terkait ramainya isu dan pemberitaan di media sosial yang memuat hasil riset para peneliti sebuah universitas di Indonesia tentang adanya potensi bencana megathrust gempa bumi dan tsunami di selatan Jawa.
"Seperti kita ketahui bersama di media sosial banyak muncul tentang isu tentang antisipasi terhadap bencana alam periodik yakni gempa bumi dan tsunami. Makanya untuk wilayah di pesisir pantai, terutama di pesisir selatan Jawa termasuk di Kabupaten Blitar harus segera disosialisasikan bagaimana kesiap siagaan masyarakat terhadap potensi bencana gempa bumi dan tsunami," ungkap Budi dalam sambutanya saat membuka kegiatan Sosialisasi.
Dikatakanya, kemungkinan terjadinya bencana megathrust tersebut masih bersifat potensi yang mungkin terjadi. Akan tetapi, potensi yang ada bukanlah sebuah prediksi, melainkan skenario terburuk apabila pergeseran lempeng benar-benar terjadi. Maka penting untuk disosialisasikan bahwa pengetahuan tentang mitigasi bencana diharapkan dapat meminimalisir potensi bencana.
"Sesuai dengan arahan Pemprov Jatim, kemarin juga disinggung oleh Ibu Gubernur bahwa jangan sampai adanya isu potensi bencana alam gempa bumi dan tsunami di pesisir selatan itu membebani masyarakat padahal kita menghadapi pandemi covid-19, yang penting itu ada pendekatan pendekatan. Yaitu Pendekatan masyarakat harus tahu ilmunya, harus ada pengetahuan terhadap kebencanaan di masyarakat," tegasnya.
Lebih lanjut, Pjs Bupati Blitar, Budi Santosa menghimbau agar masyarakat tidak panik akan hal itu, namun diharapkan untuk tetap waspada. Dia menghimbau masyarakat tidak perlu panik secara berlebihan, kendati demikian masyarakat tetap diminta meningkatkan kesiapsiagaan untuk mewaspadai potensi bencana yang bisa saja terjadi.
Baca Juga : Sinergi Pemkab Jember dan BPJamsostek Berikan Perlindungan pada Ribuan Nelayan
"Dalam rangka sosialisasi ini masyarakat jangan panik dan tetap mendekatkan diri pada Allah, karena bencana itu macem-macem ada bencana alam, bencana sosial dan bencana non-alam seperti yang kayak covid-19 ini. Alhamdulillah saat ini Kabupaten Blitar masuk zona orange dan kuning, tidak ada yang merah. Dan himbauan lagi untuk masyarakat harus memahami betul tentang mitigasi bencana dan adanya tanda-tanda alam," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Achmad Cholik mengatakan, selain melakukan sosialisasi di masyarakat, pihak BPBD juga mengambil beberapa tindakan untuk memitigasi potensi bencana yang ada. Diantaranya, pengecekan alat Early Warning System (EWS) sebagai salah satu tanda potensi bencana gempa bumi dan tsunami.
"Makanya menghadapi semacam itu kita perlu adanya kesiap siagaan dari kita, antara lain yang kita lakukan adalah pengecekan peralatan Early Warning System (EWS) itu dan Alhamdulillah semuanya bisa berfungsi dengan normal. Kemarin juga sudah kita lakukan tes peralatan itu sudah berbunyi dan masyarakat sudah bisa mendengarkan untuk sirine tanda potensi bencana. Sementara ini rasarana EWS kita pasang di 3 titik lokasi paling rawan dan banyak penduduknya yakni di Pantai Tambakrejo dan juga Jolosutro," tuntasnya.