Ikan Cupang atau dalam bahasa Latin dinamakan Betta pada masa pandemi Covid-19 kembali menjadi primadona pecinta ikan hias, khususnya di Kota Malang. Bahkan, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, trend peningkatan perdagangan ikan hias dari tahun 2012 hingga 2019 naik pesat.
Di tahun 2012, nilai ekspor ikan hias mencapai Rp 311 miliar, dan tahun 2019 mencapai Rp 491 miliar. Hal ini menjadikan para penjual ikan hias, khususnya Cupang, merasa bahagia. Pasalnya, omzet mereka naik drastis hingga lebih dari 50 persen dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga : Adaptasi Kebiasaan Baru Dilakukan, Konsumsi BBM dan Elpiji Meningkat di Jawa Timur
Salah satu penjual ikan hias di kawasan Splendid Kota Malang, Abdullah atau biasa dipanggil Abah Cupang, mengaku, bahwa di tahun 2020 ini tren Cupang menjadi salah satu pemasukan terbesarnya meski saat ini di terpa pandemi Covid-19.
"Dari awal saya berjualan tahun 2003, tahun ini lah puncak-puncaknya tren Cupang. Saya juga kaget karena omzetnya cukup pesat sekali," kata Abah Cupang.
Dari jenis Cupang yang ada dan telah banyak diketahui masyarakat, jenis Cupang Koi dengan berbagai variasi warna menjadi yang paling dicari meski harganya mahal. Bahkan dari pengakuan Abah Cupang, harga jualnya mencapai ratusan ribu.
"Untuk harganya macam-macam. Dari yang biasa mulai dari Rp 25 ribu hingga jenis Koi yang warnanya pekat bisa mencapai Rp 200 ribu lebih," ungkapnya.
Masih kata Abah Cupang, tahun ini merupakan masa di mana ia dan rekan-rekannya sesama penjual ikan hias menerima omzet yang cukup tinggi. Tapi, menjual ikan hias cukup sulit karena ia harus benar-benar merawat agar tetap hidup hingga dibeli.
Baca Juga : Minapadi Metode Baru Petani di Kediri Agar Hasil Panen Lebih Menguntungkan
"Kalau biasanya ya ikan yang saya jual tidak laku terus mati, itu buat saya merugi. Tapi sekarang Alhamdulilah setiap hari ramai pembeli. Kadang juga ada yang tanya-tanya soal penyilangan jenis, jadi saya bersyukur dan lebih bersemangat," pungkasnya.