JATIMTIMES - Harga cabai rawit bikin gigit jari dalam sepekan awal tahun baru 2025 ini. Harganya mencapai Rp 100 ribu per kilogram di Pasar Induk Among Tani, Minggu (12/1/2025).
Kondisi ini memang tak jauh berbeda dari awal tahun 2024 silam. Kenaikannya pun serupa.
Baca Juga : Ribuan Warga Banyuwangi Ramaikan Launching New Honda PCX160 Bersama Gildcoustic
Kenaikan harga ini diungkapkan Sulyani pedagang di Pasar Induk Among Tani. “Tingginya harga cabai rawit ini sama seperti awal tahun 2024. Harganya waktu itu juga naik,” ungkap Sulyani sambil melayani pembeli.
Sementara, naiknya harga cabai ini sudah terjadi dalam sepekan terakhir. Dari semula harga normal sekitar Rp 50 ribu hingga mencapai Rp 100 ribu.
Setiap tingginya harga cabai, Sulyani pun mengaku tak berani menjual banyak lantaran daya beli konsumen menurun. Misalnya, jika biasanya konsumen membeli 1 kilogram, saat harga tinggi hanya setengah kilogram.
“Kalau harganya tinggi, saya nggak berani stok banya karena yang beli juga nggak banyak-banyak. Sedangkan kalau sisa, takutnya kualitasnya jadi jelek,” kata perempuan 54 tahun ini.
Biasanya untuk memenuhi kebutuhan cabai rawit, pasokan diambil dari daerah Kasembon, Ngantang, Pujon, dan Kota Batu. Kini, untuk mencukupi kebutuhan, pedagang mengambil kiriman cabai dari daerah Probolinggo dan Situbondo.
“Karena ngambil dari tempat yang jauh, jadi harganya tambah mahal,” imbuh Sulyani.
Baca Juga : Demi Keselamatan, Pedagang Pasar Besar Malang Minta Renovasi Total Segera Dilakukan
Sementara itu,pedagang Pasar Induk Among Tani, Suryani mengaku tingginya harga cabai rawit tingginya disebabkan oleh kondisi produksi memang dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi. Sehingga tidak semua wilayah menanam cabai rawit.
“Karena nggak semua wilayah ini tanam cabai. Soalnya, cuacaml hujan tinggi sehingga perlu perawatan ekstra,” terang Suryani,