PT Pertamina (Persero) dikabarkan mengalami penurunan laba. Terkait hal itu, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN bersatu, Arief Poyuono meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar mencopot jabatan semua direksi dan komisaris Pertamina.
Dikatakan jika Pertamina telah mengalami kerugian mencapai Rp 11 triliun pada semester pertama tahun 2020 ini. Arief lantas menjelaskan jika capaian kinerja Pertamina di tengah pandemi Covid-19 ini menjadi perbincangan panas di Twitter.
Baca Juga : Tuntut Keadilan, Pengusaha dan Pekerja Hiburan Datangi DPRD Kota Malang
Dikatakan juga oleh Arief, warganet justru lebih banyak menyoroti Komisaris Utama PT Pertamina basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Kerja Ahok sebagai Komisaris jadi bahan bully-an," ujar Arief.
Lebih lanjut Arief menganggap jika kerugian besar yang ditanggung Pertamina merupakan hal yang aneh. Ia lantas mempertanyakan bagaimana kinerja jajaran komisaris dan direksi dalam mengawasi perusahaan minyak plat merah itu.
"Aneh para komisaris dan direksi Pertamina, tidak duduk santai mengawasi perusahaan yang tidak ada saingannya dan monopoli, tidak menurunkan harga BBM saat harga crude oil rendah akibat Covid-19, kok bisa rugi," heran Arief.
Oleh sebab itu, Arief pun menganggap hal tersebut menunjukkan kualitas jajaran komisaris dan direksi Pertamina masih di bawah standar. Bahkan Arief menganalisis kerugian Pertamina bisa jadi akibat kesalahan memprediksi forward trading import crude dan BBM.
Baca Juga : Harga Sayur Anjlok, Petani di Kabupaten Kediri Gundah Gulana
Hal itu mengakibatkan harga beli import crude oil dan BBM impor di atas harga yang menurun saat Covid-19.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menegaskan bahwa yang paling tepat ialah Jokowi tidak menyalahkan manajemen Pertamina. "Sebelum kerugian Pertamina bertumpuk, copot semua direksi dan komisaris Pertamina," cetusnya.