Gagalnya pelayanan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Tulungagung dalam mengurai antrean menjadi sorotan masyarakat.
Padahal, Dispendukcapil telah berusaha mengalihkan pelayanan adminitrasi kependudukan melalui jalur online atau daring sebagai upaya meminimalisir penyebaran virus corona melalui sosial distancing atau kontak sosial.
Baca Juga : Urus Adminduk, Dispendukcapil Kota Kediri Anjurkan Warga Gunakan Sakti
Namun, setelah dilakukan penutupan dan dibuka kembali pelayanan manual ternyata antrean pemohon tetap terjadi.
Bupati Tulungagung, Maryoto Bhirowo tidak mengelak atas terjadinya antrean yang sering dikeluhkan bahkan diunggah hampir tiap saat di media sosial.
"Waduh, ini musimnya anak sekolah, bansos, mengurus surat lain yang mengharuskan warga datang sendiri," ujar bupati, Jumat (26/06/2020) siang.
Padahal menurut Maryoto, pemohon telah dibatasi 30 hingga 40 orang sehari. Ternyata, pembatasan itu tidak dapat memenuhi keinginan pemohon yang membutuhkan dokumen kependudukan.
"Pelayanan antrean online sudah disediakan, namun masyarakat belum sadar secara keseluruhan. Nanti akan kita tambah jumlah pelayanan pemohon," kata Maryoto.
Untuk mengatasi hal itu, dirinya telah meminta ke menteri dalam negeri (Mendagri) untuk dapat mencari solusi dengan menambah kuota pelayanan untuk mengurai penumpukan pemohon.
"Sudah kita kirimkan surat untuk konsultasi, kemudian juga telah ada Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) namun ada kendala teknis," ungkapnya.
Baca Juga : Cakra Wikara Indonesia Telaah Kebijakan Bupati Jember Soal Kesejahteraan Perempuan
Ke depan, Bupati Tulungagung itu sepakat akan dilakukan Dispendukcapil "Capil Tangguh" agar selain dapat mematuhi protokol kesehatan konsep antrean dapat lebih tertib dan tidak menumpuk seperti yang terjadi saat ini.
"Ke depan penting untuk dilaksanakan, ini akan kita koordinasikan dengan tiga pilar. Saya rasa ini bagus dan segera dapat diwujudkan," terangnya.
Seperti diketahui, banyak bersliweran di postingan media sosial tentang menumpuknya antrean di Disdukcapil yang berlokasi di selatan Alun-alun Tulungagung. Berbagai sindiran, kritik hingga bully-an dialamatkan ke dinas karena dianggap tidak mampu berkomitmen mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini.