Proses seleksi penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi di Kota Malang diimbau untuk dilangsungkan secara daring. Langkah ini diambil sebagai upaya pencegahan penyebaran klaster baru Covid-19. Mengingat, Kota Malang menjadi salah satu jujugan ribuan calon mahasiswa baik dari luar kota hingga luar negeri.
Bahkan, setiap tahunnya jumlah calon mahasiswa baru berkisar mencapai angka 150 ribu yang mengikuti seleksi.
Baca Juga : Panggil 10 OPD, Komisi III DPRD Kota Blitar Bahas Penyerapan Anggaran di Masa Pandemi
Namun, di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung mereda, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyarankan untuk setiap perguruan tinggi baik swasta maupun negeri bisa melakukan proses seleksi tanpa mendatangkan calon mahasiswa.
Hal itu dibahas dalam Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Rektor dan akademisi Perguruan Tinggi Negeri(PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Kota Malang di ruang sidang Balaikota Malang, Kamis (11/6/2020).
"Rekomendasi pada sore ini (terkait proses seleksi mahasiswa baru) saya sarankan dilakukan dengan daring atau portofolio karena kita sedang darurat," ujar Wali Kota Malang, Sutiaji.
Meski begitu ia menyadari jika proses seleksi penerimaan mahasiswa baru merupakan hal yang penting untuk menjadi acuan dalam mendapatkan calon mahasiswa baru yang berkualitas dan memiliki kompetensi dasar yang baik sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Namun, kondisi di Kota Malang saat ini ia sebut masih belum dalam kategori aman. Apalagi, kasus Covid-19, baik pasien positif, kategori OTG (Orang Tanpa Gejala), ODR (Orang Dalam Risiko), ODP (Orang Dalam Pantauan), dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) masih terus mengalami peningkatan.
"Hal ini yang kemudian kita harapkan untuk menjadi perhatian dalam proses seleksi penerimaan mahasiswa baru tahun 2020. Kondisi new normal ini memang tidak ideal seperti pada tahun-tahun sebelum pandemi covid-19," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Perwakilan dari APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia), Prof Dyah Sawitri menyampaikan, bahwa PTS mempunyai konsep yang sama dan komitmen dalam proses seleksi mahasiswa baru bisa dijalankan dengan sistem online. Hal ini sebagai satu langkah untuk tidak merugikan masyarakat Kota Malang
"Untuk rekruitmen mahasiswa baru ada tata cara sendiri di masing-masing kampus. Salah satunya adalah online," ungkapnya.
Baca Juga : Jaga Keterawatan PJU, DPUPRPKP Kota Malang Sediakan Nomor Pengaduan
Sementara itu, Ketua Tim Pertimbangan Percepatan Pembangunan Daerah Kota Malang, Mohammad Bisri menyampaikan urun rembug pemikiran bersama bagi Rektor dan akademisi perguruan tinggi saat ini dilakukan karena proses penerimaan mahasiswa baru saat ini dalam kondisi pandemi yang sifatnya darurat.
Walaupun segala proses seleksi dikatakannya baik SMM PTN (Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ataupun SBM PTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) memang dikelola langsung oleh pemerintah pusat.
Akan tetapi, mengingat kondisi yang masih belum memungkinkan semua PTS dan PTN di Kota Malang diimbau untuk tak mendatangkan calon mahasiswa dalam proses seleksi nantinya.
“SBM PTN memang dari kantor pusat, tetapi mestinya bisa. Karena kita ini akan menerima baru, bahkan kalo UB dan UM itu memilih karena yang mendaftar dah puluhan ribu," terangnya.