Walau belum membahas secara spesifik terkait opsi penerapan new normal di Malang Raya, namun Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku bakal mempertimbangkan opsi tersebut. Pilihan itu akan dilakukan jika hasil penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Malang Raya menunjukkan hasil yang optimal.
”Beberapa hari yang lalu kami rakor (rapat koordinasi) secara virtual bersama pak Kapolda dan Pangdam. Berdasarkan arahan dari beliau berdua, Babinsa dan Bhabinkamtibmas tidak diperkenankan meninggalkan desanya,” kata Khofifah saat ditanya perihal konsep penerapan new normal life.
Baca Juga : Optimis PSBB Berlangsung Satu Putaran, Ini Sederet Persiapan Pemkot Malang
Selain unsur TNI dan Polri, lanjut Khofifah, pihaknya juga mendukung terobosan yang disiapkan oleh Bupati Malang HM Sanusi. Yakni terkait pembentukan kampung tangguh saat new normal life diberlakukan.
”Ini menjadi bagian yang sangat penting akan penguatan di lini paling bawah. Secara administratif pemerintahan di tingkat desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas tidak diperkenankan meninggalkan desa. Artinya Kades (Kepala Desa) juga demikian,” ungkap Khofifah.
Nantinya, masih menurut Khofifah, kinerja para Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta Kades tersebut, akan dikuatkan oleh pimpinan diatasnya. Yakni Kapolsek dan Danramil serta Camat setempat.
”Pada lini paling bawah inilah yang akan menjadi perekat untuk saling menjaga, saling mengawal, saling memproteksi saat new normal diterapkan,” ungkap Khofifah.
Baca Juga : Rencanakan Rapid Test Pedagang Pasar Tradisional dan Mal, Pemkab Jember Siapkan Pin Khusus
Secara berkala, lanjut Khofifah, pantauan di tingkatan kecamatan tersebut, akan dilaporkan kepada Kapolres Malang dan Dandim sebelum akhirnya ditindaklanjuti ke unsur Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Provinsi Jatim.
”Inilah sosial kapital kita yang berbasis pada kegotongroyongan dan kekerabatan serta solidaritas,” tutup mantan Menteri Sosial ini saat membahas segi positif new normal life.