Mengenal Sejarah Hari Valentine, Lengkap dengan Ide Hadiahnya
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Yunan Helmy
09 - Feb - 2025, 02:26
JATIMTIMES - Hari Valentine, yang jatuh setiap tanggal 14 Februari, identik dengan cokelat, bunga mawar, dan makan malam romantis. Namun, di balik perayaannya yang penuh cinta dan kasih sayang, ada sejarah panjang dan kompleks yang mungkin tidak diketahui banyak orang.
Sejarah Valentine tak bisa dilepaskan dari kisah eksekusi martir, festival paganisme, hingga peran pujangga terkenal seperti Geoffrey Chaucer dan William Shakespeare.
Berikut ini perkembangan Hari Valentine dulu kala hingga menjadi perayaan cinta yang kita kenal sekarang, sebagaimana dilansir dari Countryliving, Minggu (9/2/2025).
Asal Nama Valentine
Nama "Valentine" diambil dari sosok Santo Valentine, tetapi siapa sebenarnya dia? Menurut sejarah, ada dua tokoh bernama Valentine yang dieksekusi pada tanggal 14 Februari pada tahun berbeda oleh Kaisar Romawi Claudius II pada abad ke-3 Masehi. Keduanya dihormati sebagai martir oleh Gereja Katolik, yang kemudian menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari St. Valentine.
Di sisi lain, legenda yang paling populer menyebutkan bahwa salah satu dari tokoh Valentine, yaitu Santo Valentine dari Terni, diam-diam menikahkan pasangan Romawi meski dilarang oleh Kaisar. Karena hal ini Santo Valentine dieksekusi dan ini membuatnya dianggap sebagai simbol cinta sejati.
Kisah lainnya menyebut bahwa sebelum eksekusinya, Santo Valentine menulis surat kepada seorang gadis muda yang ia cintai, dengan tanda tangan “Dari Valentine Anda.” Ungkapan ini masih sering digunakan dalam kartu Valentine hingga hari ini.
Hubungan dengan Festival Pagan
Beberapa ahli percaya bahwa Hari Valentine memiliki akar dari festival pagan Romawi bernama Lupercalia. Festival ini dirayakan pada pertengahan Februari dan dipersembahkan untuk dewa pertanian, Faunus, serta pendiri Roma, Romulus dan Remus.
Lupercalia dikenal sebagai perayaan yang penuh dengan ritual aneh dan tidak aman. Dalam salah satu prosesi, para pendeta Romawi berlari telanjang di jalanan sambil mencambuk wanita dengan kulit hewan yang masih berlumuran darah, yang dipercaya dapat meningkatkan kesuburan. Wanita yang mengikuti prosesi ini kemudian dipasangkan dengan pria melalui undian.
Pada akhir abad ke-5, Paus Gelasius I melarang Lupercalia dan diyakini menggantinya dengan perayaan Hari St. Valentine untuk menghapus tradisi pagan tersebut.
Perubahan Menjadi Hari Romantis
Hari Valentine tidak serta-merta menjadi perayaan romantis setelah diadopsi oleh Gereja Katolik. Baru pada Abad Pertengahan, penyair Inggris Geoffrey Chaucer mulai mengaitkan Hari Valentine dengan cinta dalam karyanya, "The Parliament of Fowls" dan "The Complaint of Mars."
Chaucer menulis bahwa tanggal 14 Februari adalah awal musim kawin burung di Inggris, sehingga momen ini menjadi simbol romantisme...