UB Kukuhkan Empat Profesor Baru yang Usung Berbagai Riset Menarik
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Dede Nana
29 - Jan - 2025, 06:12
JATIMTIMES - Universitas Brawijaya (UB) kembali mencetak sejarah dengan mengukuhkan empat profesor baru dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), serta Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES). Pengukuhan ini menjadi bukti nyata komitmen UB dalam memperkuat kontribusi akademik dan riset di Indonesia.
Keempat profesor yang dikukuhkan, masing-masing memiliki bidang keahlian yang berbeda, tetapi memiliki satu kesamaan: inovasi dan solusi berbasis riset yang dapat berdampak luas bagi masyarakat. Prosesi pengukuhan digelar di Gedung Samantha Krida UB, Kamis (30/1/2025), dengan dihadiri oleh akademisi, mahasiswa, dan para pemangku kepentingan di dunia pendidikan.
Baca Juga : Survei LinkedIn: 70 Persen Karyawan Indonesia Akan Cari Pekerjaan Baru
Dalam sesi konferensi pers di Gedung Samantha Krida, Rabu (29/1/2025) jelang persiapan pengukuhan, keempat profesor ini masing-masing menyampaikan materi yang akan disampaikan dalam orasi ilmiah besok.
Guru besar yang akan dikukuhkan pertama adalah, Prof. Drs. Alamsyah Mohammad Juwono, M.Sc., Ph.D mengusung judul GAFT, dengan Inovasi Geolistrik untuk Analisis Kesuburan Tanah.
Dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini, dikukuhkan sebagai Profesor dalam bidang Kebencanaan Lingkungan dan Emisi Vulkanik. Ia menjadi profesor aktif ke-30 di FMIPA, profesor ke-226 di UB, dan profesor ke-402 secara keseluruhan.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Alamsyah memperkenalkan GAFT (Geolistrik untuk Analisis Fertilitas Tanah), sebuah metode geolistrik yang dapat digunakan untuk menganalisis kesuburan tanah dengan lebih praktis, murah, dan cepat dibandingkan metode konvensional.
"Bagi para pengolah tanah yang ingin mengetahui tingkat kesuburan tanpa harus melakukan uji kimia yang kompleks, metode geolistrik adalah solusi terbaik," ungkapnya.
Metode ini bekerja dengan mengukur resistivitas tanah, di mana tanah yang kurang subur memiliki nilai resistivitas lebih tinggi dibandingkan tanah yang subur. Penelitian yang dilakukan di Poncokusumo, Kabupaten Malang, dan Kota Batu menunjukkan bahwa tanah di Batu lebih subur, yang dibuktikan melalui analisis spektroskopi dan geolistrik.
Teknologi GAFT berpotensi besar dalam dunia pertanian, terutama dalam mendukung upaya peningkatan produktivitas lahan secara berkelanjutan...