Viral! Dugaan Malapraktik Dokter Obgyn di Jakarta, Salah Operasi hingga Pasien Tak Bisa Hamil Lagi
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Nurlayla Ratri
25 - Jan - 2025, 08:38
JATIMTIMES - Jagat maya dihebohkan dengan dugaan kasus malapraktik yang menyeret nama seorang dokter obgyn berinisial dokter G di Jakarta. Kasus ini menjadi perbincangan hangat setelah dibagikan oleh akun TikTok @swansage, yang menceritakan pengalaman temannya sebagai korban.
Dalam unggahan tersebut, korban, seorang wanita yang baru menikah, harus menjalani operasi akibat kelainan kehamilan ektopik. Namun, hasil operasi justru menyebabkan dia kehilangan kemampuan untuk hamil secara alami.
Baca Juga : Daftar Gaji Ketua RT 2025, Paling Besar di Jakarta
Menurut cerita akun @swansage, kejadian bermula pada 18 Juni 2024, ketika korban dan suaminya memeriksakan kehamilan ke salah satu rumah sakit di Jakarta Utara. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kelainan kehamilan ektopik di saluran tuba bagian kiri.
Berdasarkan saran dokter G, pasangan tersebut dirujuk untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk USG transvaginal di sebuah klinik di Jakarta Barat. Hasil USG memperkuat diagnosis awal, yakni kelainan ektopik di saluran tuba kiri. Namun, yang membuat curiga adalah desakan dokter G agar operasi dilakukan pada hari yang sama di rumah sakit pilihan dokter tersebut.
"Anehnya, pasien disuruh lewat pintu belakang rumah sakit dan menggunakan hasil tes dari rumah sakit lain tanpa ada pemeriksaan ulang," ungkap akun @swansage.
Operasi akhirnya dilakukan. Namun, bukannya pulih, korban justru mengalami nyeri hebat meski sudah diberikan obat pascaoperasi.
Setelah kembali ke dokter G, korban malah disarankan agar melakukan operasi kembali dengan klaim adanya gumpalan darah. Dokter G malah iming-iming promosi diskon 50% untuk operasi keduanya dan operasi harus dilakukan hari itu juga.
Merasa aneh dengan dokter G, akhirnya korban kembali memeriksakan kondisi ke dokter di rumah sakit lain di Jakarta Utara. Hasil pemeriksaan menunjukkan masih adanya kelainan ektopik di saluran tuba kiri, serta penggumpalan darah.
"Pasutri ini syok berat karena ternyata yang dipotong saat operasi pertama adalah saluran tuba kanan yang sehat sepanjang 7,5 cm, sementara bagian kiri yang bermasalah justru tidak ditangani," lanjut akun tersebut.
Akibatnya, korban harus menjalani operasi kedua untuk mengangkat saluran tuba kiri yang bermasalah. Setelah dua kali operasi, korban kehilangan kedua saluran tubanya. Dengan kondisi ini, pasangan tersebut tidak lagi bisa memiliki anak secara alami dan harus mempertimbangkan program bayi tabung sebagai satu-satunya pilihan...