Menteri PU Minta Stadion Kanjuruhan Tak Dibandingkan Secara Nominal: Ada Sejarah yang Harus Dijaga
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
Dede Nana
18 - Jan - 2025, 06:21
JATIMTIMES - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Republik Indonesia (RI) Dody Hanggodo memastikan proses renovasi Stadion Kanjuruhan telah rampung. Terkait hal itu, pihaknya meminta agar keberadaan Stadion Kanjuruhan paska direnovasi tersebut untuk tidak dibanding-bandingkan.
Pernyataan tersebut disampaikan Dody usai melakukan peninjauan ke Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (18/1/2025). "Insyaallah sudah layak, tapi jangan ngomong harga, semuanya sudah standar FIFA," tegasnya.
Baca Juga : Dipuji Menteri PU, Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan Terlecut Kembangkan TPA Supit Urang
Sementara itu, Dody mengaku, kunjungannya ke Stadion Kanjuruhan tersebut dalam rangka menindaklanjuti laporan dari Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jatim. Di mana, dalam laporannya menyebut Stadion Kanjuruhan sudah selesai direnovasi.
"Memang prosesnya panjang, karena stadion inikan ada sejarahnya. Sejarahnya itu yang kita jaga sama-sama, tidak mau hilang. Hilang dari ingatan para keluarga korban, dan juga hilang dari ingatan kita semua warga negara Indonesia," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, paska tragedi Kanjuruhan yang merenggut 135 korban jiwa yang terjadi pada 1 Oktober 2022 silam, Stadion Kanjuruhan direnovasi. Di mana, pada kontrak renovasi Stadion Kanjuruhan diharuskan rampung pada akhir Desember 2024. Sedangkan biaya renovasi disebut mencapai Rp 357,8 miliar.
Sejarah memilukan itulah yang menurut Dody harus dijaga. Yakni sebagai tanda dan pengingat maupun wujud penghormatan terutama kepada para keluarga maupun korban.
"Makanya ada kesulitan-kesulitan di sana-sini, karena awalnya kan memang stadion ini secara teknis tidak layak. Jadi (tidak bisa) kalau dibandingkan dengan tempat-tempat lain dan stadion-stadion lain," tegasnya.
Kesulitan yang ia maksud tersebut, dijelaskan Dody, secara umum berkaitan dengan tahap pengerjaan renovasi di Stadion Kanjuruhan. "Karena tempat lain, begitu tidak cocok strukturnya tinggal dirobohkan, selesai. Ini yang tidak bisa, karena ada masalah sejarah yang harus kita (jaga) untuk anak cucu ke depan," terangnya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya