Puluhan Perempuan di Kota Batu Mengidap Kanker Serviks
Reporter
Prasetyo Lanang
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
12 - Dec - 2024, 06:42
JATIMTIMES - Sebagai salah satu kanker terbanyak ditemukan di Indonesia setelah kanker payudara, pengidap kanker leher rahim (Kanker Serviks) diketahui jumlahnya cukup tinggi di Kota Batu. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mencatat hingga November 2024 ada puluhan penderita terdiagnosa.
Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana, Dinkes Kota Batu Susana Indahwati membenarkan. Perempuan beresiko kanker serviks di atas usia 30 tahun dengan puncak usia paling sering diantara 45-54 tahun dengan riwayat multipara (istilah untuk perempuan yang telah melahirkan bayi hidup lebih dari satu kali).
Baca Juga : Plengsengan Teknis di Jalur Alternatif Batu-Malang Via Torongrejo Longsor
"Data dari Dinas Kesehatan Kota Batu disebutkan, sampai dengan November 2024 dilaporkan jumlah penderita kanker serviks sebanyak 10 orang," jelas Susana saat dikonfirmasi, Kamis (12/12/2024).
Kanker serviks menjadi masalah besar dalam pelayanan kesehatan. Sebab, kebanyakan pasien datang saat sudah pada stadium lanjut. Susana menyebut, hal ini diperkirakan akibat program skrining yang masih kurang.
Ia membeberkan, laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi tingkat pra kanker dengan sensitifitas sekitar 66-69 persen dan spesifitas sekitar 64-98 persen. Sedangkan, nilai prediksi positif dan nilai prediksi negative masing-masing antara 10-20 persen dan 92-97 persen.
Menurut WHO 490.000 perempuan di dunia setiap bulannya didiagnosa terkena kanker leher rahim dan 80 persen berada di negara berkembang. Termasuk Indonesia, setiap 1 menit muncul kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang perempuan karena kanker serviks.
Di Indonesia diperkirakan setiap hari muncul 40-45 kasus baru, 20-25 orang meninggal karena kanker serviks. Artinya Indonesia akan kehilangan 600-750 orang perempuan yang masih produktif setiap bulannya.
"Kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kanker termasuk faktor-faktor risiko dan upaya pencegahannya masih kurang. Padahal 90 sampai 95 persen faktor risiko terkena kanker berhubungan dengan perilaku dan lingkungan," tambahnya.
Untuk melakukan identifikasi, dilakukan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). IVA diketahui cara sederhana untuk mengetahui kanker serviks sedini mungkin.
Baca Juga : Baca Selengkapnya