Wow! Ada Puncak Hujan Meteor Alfa Monocerotid di Langit Indonesia Malam Ini
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Nurlayla Ratri
21 - Nov - 2024, 04:46
JATIMTIMES - Langit Indonesia akan kembali dihiasi oleh keindahan fenomena alam hujan meteor pekan ini. Setelah "dibanjiri" berbagai peristiwa astronomi sepanjang November, kini giliran hujan meteor Alfa Monocerotid yang akan mencapai puncaknya pada 21-22 November.
Menurut Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, hujan meteor ini bisa diamati dari berbagai wilayah di Indonesia. "Hujan meteor Alfa Monocerotid puncaknya terjadi pada 21-22 November. Dalam kondisi terbaik, kita bisa berharap melihat beberapa meteor per jam," ujar Thomas, sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia pada Kamis (21/11).
Baca Juga : Jembatan Desa Pagerwojo Blitar Ambrol, Warga Terpaksa Gunakan Jalur Alternatif
Hujan meteor ini aktif sejak 15 hingga 25 November, dengan periode puncaknya pada 21 November. Waktu terbaik untuk mengamati adalah tengah malam hingga menjelang subuh, saat titik radian meteor berada di posisi tertinggi di langit.
Untuk menemukan titik radiannya, arahkan pandangan ke rasi bintang Monoceros yang terletak di timur hingga tepat di atas kepala. Area ini merupakan lokasi titik asal meteor, sehingga meteor akan terlihat melintas dari titik tersebut.
Agar dapat menyaksikan hujan meteor dengan optimal, Thomas mengingatkan beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Kondisi Langit Cerah
Pastikan cuaca dalam keadaan bersahabat tanpa awan tebal yang menghalangi pandangan.
2. Jauh dari Polusi Cahaya
Pilih lokasi yang minim pencahayaan buatan, seperti di pedesaan atau area perbukitan, untuk mendapatkan visibilitas yang lebih baik.
3. Medan Pandang Terbuka
Hindari lokasi dengan banyak pohon atau bangunan tinggi yang dapat membatasi pandangan ke langit.
Fakta Menarik Alfa Monocerotid
Hujan meteor Alfa Monocerotid memiliki asal-usul yang menarik. Fenomena ini terjadi akibat sisa debu dari komet C/1917 F1 (Mellish) yang mengorbit Matahari setiap 143,5 tahun sekali. Debu-debu tersebut memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan luar biasa, yaitu 234.000 kilometer per jam, menciptakan jejak cahaya yang indah.
Baca Juga : Baca Selengkapnya