Ramai Fenomena Ikan dengan Perut Berwarna Biru, Apa Itu?
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
01 - Nov - 2024, 01:44
JATIMTIMES - Baru-baru ini, viral unggahan seorang warganet di menfess makanan tentang ikan yang isi perutnya berwarna biru. Dalam unggahan itu, warganet menanyakan soal keamanan ikan yang terkontaminasi warna biru tersebut.
“Fess, mamaku kemarin beli ikan tapi isi perutnya biru-biru gini. Ini boleh dimakan ga sih?” tulisnya di akun menfess @FFOODFES.
Baca Juga : Gemparkan Penggemar, Beredar Foto Ziva Magnolya Diduga Lamaran
Beberapa warganet pun turut memberikan tanggapan, dengan menyebut bahwa warna biru tersebut kemungkinan berasal dari alga yang dikonsumsi oleh ikan tersebut.
“Itu ikannya makan alga deh, alganya beracun tapi ikannya sih enggak asal masaknya benar-benar matang gitu. Tapi kalau emang ragu, mending nggak usah dimakan aja.” @languagemus****
"Biru² itu alga biru yang dimakan sama ikannya nder, & alga biru itu beracun. Mending buang aja, sayangi kesehatan. Kalaupun mau dimasak juga harus bersih banget jangan sampai masih ada sisa alganya," @gerbong*****.
Lantas, apa sebenarnya warna biru di perut ikan tersebut?
Melansir BBC, fenomena warna biru pada ikan dapat disebabkan oleh keberadaan plankton bioluminescent yang dikonsumsi ikan tersebut. Plankton bioluminescent adalah mikroorganisme yang dapat menghasilkan cahaya melalui proses kimia di dalam tubuh mereka, dan biasanya memancarkan warna biru atau hijau.
Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami fenomena bioluminesensi. Bioluminesensi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan cahaya secara alami melalui reaksi kimia.
Tidak hanya plankton, hewan seperti kunang-kunang juga memiliki kemampuan bioluminesensi ini. Cahaya yang dihasilkan plankton biasanya berwarna biru, warna yang paling efektif terlihat di lingkungan laut.
Sebagaimana dilansir National Geographic, cahaya biru yang dihasilkan plankton bioluminescent terjadi karena adanya reaksi kimia di dalam sel mereka. Reaksi ini melibatkan senyawa kimia bernama luciferin, yang bereaksi dengan enzim bernama luciferase.
Baca Juga : Baca Selengkapnya