Mengapa Pasien yang Tergigit Hewan Rabies Takut Air?
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
18 - Jun - 2023, 03:48
JATIMTIMES - Belakangan ini viral sejumlah video di media sosial mengenai pasien-pasien yang digigit hewan dengan penyakit rabies. Dalam video-video tersebut, tampak para pasien rabies menunjukkan sikap yang sama, yaitu takut terhadap air dan angin. Mengapa?
Perawat Afriezal Kamil, S.Kep. Ners atau akrab disapa di media sosial Rizal Do, yang juga penulis buku "Andai Dalam Sel-Sel Tubuhmu Berbicara" menjelaskan jika rabies adalah virus neurotropik yang targetnya bikin kacau sistem saraf.
Baca Juga : Kehebohan Tukar Tiket Jelang Laga Indonesia vs Argentina, Ada yang Pakai Surat Kuasa
"Penyebarannya melalui saliva/iler hewan-hewan yang kena rabies (anjing/kucing) ketika kita tergigit oleh hewan-hewan tersebut," kata Afriezal Do, dikutip dari akun Twitter @afrkml.
"Masalahnya, ini virus serakah banget dan akan melakukan segala cara untuk menyebar luas & memperbanyak diri," imbuhnya. Lebih lanjut, Rizal Do menerangkan begitu virus rabies (RABV) masuk ke dalam tubuh melalui gigitan, tentu saja memicu sistem imun untuk menyerang.
"Masalahnya, RABV tuh salah satu virus tertua di dunia yang sudah punya mekanisme canggih untuk mengelabui imun-imun kita. Makanya mortality rate (angka kematian) virus ini bahkan mencapai hampir 100%," tulis Rizal Do.
Jadi saat sistem imun berkumpul dan bersiap untuk menyerang, virus rabies (RABV) sudah curi start duluan. Sebab, kata Rizal Do, virus-virus tua ini punya cara untuk lolos dari respons imun melalui banyak cara.
"Bisa dengan menekan inflamasi atau mengacaukan kerja interferon. Padahal, interferon bisa cegah replikasi virus tersebut. Tapi melalui mekanisme kompleks, RABV mampu mengacaukan respons itu," jelasnya.
"Masalahnya virus rabies ini juga bisa ngehambat proses apoptosis. Apoptosis adalah mekanisme vital yang dimiliki oleh sel untuk menghancurkan dirinya sendiri ketika ia terinfeksi. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran virus karena virus butuh sel hidup untuk memperbanyak diri," sambungnya.
Lebih jauh lagi, Rizal Do menjelaskan jika virus ini berhasil sampai di pusat kendali penuh sistem saraf, yaitu otak, maka situasi bakal berubah sangat mengerikan. "Entah gimana ceritanya, virus-virus ini berhasil masuk otak dengan mengelabui para neuron," katanya.
"Sejak gigitan hingga muncul gejala butuh waktu karena sistem saraf tuh jalurnya ruwet dan panjang. Makanya keparahan rabies bergantung pada lokasi gigitan...