Program APP Pejantan Anom Sasar Desa Dawuhan, Dispertapa Blitar Entaskan Kemiskinan Melalui Pertanian Labu Siem
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
23 - Sep - 2021, 11:16
JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar terus berupaya mengentaskan kemiskinan. Beragam program diluncurkan. Diantaranya program Anti Poverty Program (APP) Pelatihan Kewirausahaan dan Jalin Kemitraan Tentang Agriculture Non Mainstream (Pejantan Anom).
Program APP Pejantan Anom dilaksanakan oleh beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Blitar. Salah satunya Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Blitar yang melaksanakan program ini di Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan.
Baca Juga : Anies Diperiksa KPK Terkait Lahan Munjul, Novel Baswedan Tegaskan Tak Pernah Berupaya Lindungi Sepupunya
Pelatihan peningkatan keterampilan APP Pejantan Anom di Desa Dawuhan dilaksanakan selama tiga hari pada 21 hingga 23 September 2021. Ada 20 peserta dari warga setempat yang mengikuti pelatihan. Dalam kegiatan ini peserta mendapatkan materi training motivasi, budidaya labu siem, pemasaran dan praktek.
Kepala Seksi (Kasi) Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dispertapa Kabupaten Blitar Hikma Wahyudi menyampaikan, sasaran dari program APP Pejantan Anom adalah masyarakat kurang mampu dan masih belum bisa memperbaiki ekonominya. Hadirnya program ini diharapkan akan dapat mendorong munculnya wirausahawan baru dan petani sukses di Desa Dawuhan.
“Dalam pelatihan ini warga kurang mampu di Desa Dawuhan kami berikan wawasan untuk bercocok tanam labu siem. Kita juga fasilitasi untuk pasarnya, agar warga yang menanam labu siem tidak kesulitan pemasaranya. Untuk pemasaran kami gandeng mitra kami yang sudah siap menerima produksi labu siem yang ditanam warga Dawuhan,” kata Hikma.
Hikma menambahkan, program APP Pejantan Anom di Desa Dawuhan sengaja memilih labu siem sebagai objek karena tanaman ini perawatanya sangat mudah. Tanaman labu siem juga merupakan tanaman yang bisa tumbuh sepanjang tahun.
“Labu siem ini tanaman yang bisa tumbuh sepanjang tahun sehingga produksinya bisa rutin. Jadi setelah dua hingga tiga bulan masa tanam, mereka bisa panen secara rutin setiap minggu. Harapan kami dengan bercocok tanam labu siem ini pendapatan masyarakat akan bisa meningkat,” tukasnya.
Lebih dalam Hikma menyampaikan, setelah pelatihan ini masyarakat yang menjadi peserta akan didampingi oleh Dispertapa dan fasilitator selama enam bulan kedepan. Untuk tahap awal ini, peserta akan mendapatkan bantuan bibit dan pupuk dari Dispertapa Kabupaten Blitar.
“Peserta dari kegiatan ini bukan hanya petani saja...